Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, pemerintah mendorong para pelaku usaha Nahdliyin yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) mengoptimalkan teknologi digital. Hal tersebut disampaikan Ma'ruf dalam acara harlah ke-9 HPN yang digelar secara daring, Jumat (9/10).
"Bagi para pelaku usaha Nahdliyin yang tergabung dalam HPN, pemerintah mendorong untuk melakukan digitalisasi dengan mengoptimalkan potensi teknologi digital," kata Ma'ruf.
Ia mengatakan, ke depan, teknologi digital akan semakin dominan sebagai next industry standard. Dengan demikian, HPN pun diharapkan bisa memanfaatkan teknologi digital agar dapat mengimbangi perkembangan standard industri tersebut.
Baca Juga: Melihat relevansi hukum bisnis di tengah perkembangan teknologi digital
Selain itu, Ma'ruf juga berharap agar HPN mulai mendalami dan menangkap tren dunia terkait industri halal global. "Apakah dalam bentuk halal finance melalui syariah finance and business, halal tourism, food, cosmetics, pharmaceutical, atau produk gunaan lainnya, hingga media," kata dia.
Selain Ma'ruf Amin, dalam acara harlah ini sendiri juga sejumlah tokoh dijadwalkan menjadi pembicara seperti Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, Gubernur BI Perry Warjiyo dan Menteri Koperasi/UKM Teten Masduki.
Melalui forum ini, HPN berharap dapat memberikan oase baru kepada pelaku usaha mikro dan menghidupkan sendi sendi ekonomi masyarakat di masa pandemi virus Covid 19 yang sudah hampir setahun menjadi pukulan berat bagi pengusaha di semua sektor. “Besar harapan kami, Harlah HPN ini menjadi momentum kebangkitan dan stimulus ekonomi mikro melalui UMKM/IKM,” kata Pauline Dhini selaku panitia acara High Level Seminar ini.
Menurutnya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional setelah terdampak pandemi Covid-19. Hal itu terlihat dari kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia terus meningkat sampai sekitar 60% di masa pra pandemi.
Baca Juga: Pertamina buka peluang bisnis melalui kemitraan Pertashop
Penyerapan tenaga kerja oleh UMKM juga sangat tinggi dan terus bertumbuh mencapai 96,99% – 97,22% dengan jumlah pelaku UMKM mencapai 62 juta atau sekitar 98% dari pelaku usaha nasional.
Di sisi lain, UMKM juga menjadi sektor yang paling terpukul akibat wabah ini. Berdasarkan survei terhadap 202 pelaku usaha roti, biskuit, cake (kue), jajanan pasar, mie, pancake dan pastry di Surabaya dan Jakarta, disebutkan bahwa sekitar 94% UMKM terdampak Covid-19.
Selanjutnya: Ada dana bantuan UKM dari Facebook, total Rp 12,5 miliar, ini cara daftar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News