kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wapres kritik APBD yang besar untuk gaji pegawai


Selasa, 19 November 2013 / 13:06 WIB
Wapres kritik APBD yang besar untuk gaji pegawai
ILUSTRASI. Promo Nacific 7.7 Periode 6-7 Juli 2022


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Wakil Presiden Boediono mengkritik daerah yang tidak atau sedikit menganggarkan investasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang sebenarnya bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian, kesejahteraan dan pendapatan masyarakat wilayahnya masing-masing.

"Ada daerah yang APBD-nya sebagian besar untuk biaya gaji pegawai bukan untuk investasi seperti membangun infrastruktur, saluran irigasi, membangun pabrik yang bisa bermanfaat untuk tahun-tahun berikutnya," kata Boediono saat memberikan pengarahan penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal (PTSP-PM) di Istana Wapres Jakarta, Selasa (19/11).

Hadir dalam acara itu Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar, Kapolri Jenderal Pol Sutarman, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Mahendra Siregar, serta Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi.

Menurut Wapres, pimpinan daerah seharusnya menyadari bahwa membangun investasi di daerahnya bisa memberikan manfaat penting bagi pertumbuhan ekonomi daerahnya, dan bisa memberikan kesejahteraan masyarakatnya.

"Dengan adanya investasi berbagai bidang maka perekonomian akan jalan dan bisa memberikan sumber penghasilan kepada masyarakatnya," kata Boediono.

Wapres mengingatkan bahwa investasi tidak akan mungkin datang dengan sendiri tapi harus ada daya tarik, sehingga akan ada investor lokal dan asing yang berminat menanamkan modal di daerah. Daya tarik yang dimaksud, katanya lebih lanjut, adalah daya tarik alamiah atau sumber daya alam dan daya tarik yang dibentuk manusia.

Untuk daya tarik alam, Wapres mengatakan bahwa seharusnya dipikirkan untuk bisa dimanfaatkan jangka panjang dan jangan hanya bermanfaat atau digali selama dua tahun selanjutnya ditinggalkan.

Sementara investasi yang diciptakan manusia, menurut Boediono, adalah menciptakan daerahnya menjadi suatu kawasan yang menarik untuk berinvestasi, antara lain dengan membangun infrastruktur yang memadai.

"Saya ambil contoh Singapura. Negara itu sama sekali tidak memiliki kekayaan sumber alam, tapi dengan daya tarik yang dibangun manusia maka Singapura menjadi menarik bagi investor," ucap Wapres.

Wapres minta agar daerah sudah saatnya memiliki prioritas anggaran bagi investasi yang bisa bermanfaat bagi kemajuan daerahnya masing-masing. "Beberapa daerah sudah ada yang memiliki prioritas. Jangan diatas kertas bagus memiliki ide-ide tapi saat di lapangan pelaksanaannya tidak ada," kata Boediono.

Terkait dengan penyelenggaraan PTSP-PM, Wapres mengingatkan bahwa penghargaan yang diserahkan kepada pemenang hanyalah sebuah simbul yang justru harus mampu memberikan pelayanan investasi yang baik kepada investor.

Mahendra Siregar mengatakan, penyelenggara PTSP di bidang penanaman modal kabupaten terbaik tahun 2013 juara satu Badan Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, juara dua Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, juara ketiga Badan Pelayanan Terpadu Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Sementara pemenang PTSP di Bidang Penanaman Modal Kota Terbaik tahun 2013 juara satu diraih Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan terpadu Satu Pintu Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, juara kedua Kantor Pelayanan Perizinan terpadu Kota Tarakan, Kalimantan Utara, serta juara ketiga Kantor Pelayanan Perizinan Kota Parepare, Sulawesi Selatan. (Erlangga Djumena/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×