kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.924   6,00   0,04%
  • IDX 7.177   36,16   0,51%
  • KOMPAS100 1.104   8,89   0,81%
  • LQ45 875   9,22   1,06%
  • ISSI 220   0,53   0,24%
  • IDX30 447   4,78   1,08%
  • IDXHIDIV20 539   4,07   0,76%
  • IDX80 127   1,18   0,94%
  • IDXV30 134   0,38   0,29%
  • IDXQ30 149   1,18   0,80%

Wamendag dorong kolaborasi antara pemerintah, petani dan pengusaha di pedesaan


Rabu, 31 Maret 2021 / 23:33 WIB
Wamendag dorong kolaborasi antara pemerintah, petani dan pengusaha di pedesaan
ILUSTRASI. Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga dorong kolaborasi antara pemerintah, petani dan pengusaha di pedesaan


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kerja sama dengan petani dan pengusaha di pedesaan harus diterjemahkan dalam berbagai program konkret pemerintah yang berorientasi hasil.  Hal ini dikemukakan Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, saat menerima kunjungan dari Asosiasi Pengusaha Desa Indonesia (APEDI) hari Senin, 29 Maret 2021 di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta. 

Dalam pertemuan sekitar dua jam tersebut, Jerry mendiskusikan beberapa hal yang menjadi perhatian utama dari APEDI, salah satunya isu harga jagung di tingkat petani yang cukup rendah saat ini. 

Menanggapi hal tersebut, Jerry menawarkan solusi yang selama ini juga selalu didorong oleh Kemendag, yakni pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) di berbagai daerah di seluruh Indonesia.

“Kami dari Kemendag, Bapak Menteri Perdagangan dan saya, serta Kepala Bappebti, tidak akan bosan-bosannya menawarkan kepada para petani untuk memanfaatkan yang namanya SRG karena itu banyak manfaatnya," ujar Wamendag. 

Baca Juga: Kemendag paparkan kendala ekspor kelapa sawit Indonesia di pasar Eropa

Manfaatnya adalah, pertama, petani bisa menyimpan komoditinya saat panen raya dan melakukan tunda jual untuk memperoleh harga yang lebih tinggi serta menghindari jeratan tengkulak. 

Kedua, resinya dapat digunakan sebagai agunan untuk pembiayaan dari berbagai bank baik di daerah maupun nasional.Dan ketiga yang penting juga, SRG ini akan membantu ketersediaan pasokan dan menstabilkan harga. 

"Jadi, bahkan bukan hanya jagung, tapi banyak sekali komoditi yang bisa disimpan di 123 gudang SRG yang ada saat ini. Dan kita harapkan juga kalau bisa komoditi olahan yang bernilai tambah yang disimpan di situ”, ungkap Jerry.

Dorongan untuk memanfaatkan SRG ini disambut baik oleh Sekjen APEDI, Mochamad Sabdo, yang menyampaikan bahwa saat ini APEDI, memiliki lahan seluas 2000 hektar di Purwakarta, yang rencananya akan digunakan untuk percontohan SRG dan pengolahan berbagai komoditi, seperti kelapa, jagung premium, dan sorgum. 

Sebagaimana diusulkan oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri yang mendampinginya, Wamendag juga menyampaikan bahwa bentuk kehadiran pemerintah dalam mengatasi harga jagung yang rendah juga dapat dilakukan dengan mempertemukan petani dengan pengusaha pakan ternak, maupun asosiasi retail untuk menyerap produksi.  

Baca Juga: Hingga Mei, Bulog prediksi stok CBP akan mencapai 1,4 juta ton

Isu yang sama pentingnya yang juga mengemuka dalam pertemuan yaitu soal akses pasar produk pertanian Indonesia ke luar negeri. Relatif terbatasnya akses petani di desa terhadap informasi ekspor dapat diselesaikan salah satunya melalui koordinasi antara APEDI dengan Kemendag. Terkait ini, Wamendag menekankan bahwa kunci keberhasilan ekspor ialah ketersediaan pasokan yang kontinu dan business matching dengan para pembeli di luar negeri. 

“Kami sadar bahwa mendorong petani untuk ekspor ke luar negeri bukanlah hal mudah dan perlu concerted effort dari seluruh pemangku kepentingan. Di kami sendiri, Kemendag setiap tahunnya menggelar event Trade Expo Indonesia. Tahun ini karena pandemi akan diselenggarakan secara virtual tanggal 24-26 Oktober 2021," tuturnya. 

Baca Juga: Kemendag sebut harga daging sapi di daerah terbilang murah

Ia melanjutkan, di sinilah kesempatan bagi para petani dan pelaku usaha di desa untuk memamerkan bermacam produk yang dihasilkan dan diolah di daerah, dan kemudian menegosiasikan transaksi dengan buyers yang ada di luar negeri. "Saya yakin selama produk yang kita tampilkan itu yang terbaik dan kompetitif, buyers pasti akan tertarik membeli”, kata Jerry. 

Tidak hanya business matching, Jerry juga mempersilakan para calon eksportir untuk memanfaatkan berbagai fasilitas pelatihan yang disediakan Kemendag untuk ekspor, termasuk negosiasi harga dengan pembeli di luar negeri.

Selanjutnya: Tata niaga unggas dinilai bermasalah, peternak minta perlindungan pemerintah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×