kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.249   -49,00   -0,30%
  • IDX 7.072   6,15   0,09%
  • KOMPAS100 1.057   1,66   0,16%
  • LQ45 830   -0,97   -0,12%
  • ISSI 215   0,65   0,30%
  • IDX30 424   -0,56   -0,13%
  • IDXHIDIV20 514   0,43   0,08%
  • IDX80 120   0,08   0,07%
  • IDXV30 125   0,78   0,63%
  • IDXQ30 142   0,10   0,07%

Wah, petinggi MA ke Wakatobi naik jet carteran


Sabtu, 03 Mei 2014 / 13:15 WIB
Wah, petinggi MA ke Wakatobi naik jet carteran
ILUSTRASI. Inovasi teknologi dari PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH), EDUFECTA, menggelar rangkaian safari ketujuh kota di Indonesia.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Gaya hidup pejabat di Indonesia masih saja mempertontonkan gaya hidup mewah ala borjuis. Hal itu terlihat ketika Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali bersama sejumlah petinggi MA lainnya menggunakan jet carteran dalam perjalanan menuju Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara pada Jumat (2/5) sekitar pukul 12.00 WIB kemarin. 

Gaya hidup mewah ini bukan hanya terjadi kali ini saja. Sekretaris MA Nurhadi juga melakukannya waktu menggelar perkah pernikahan anaknya yang menghabiskan dana sekitar Rp 36 miliar.

Hatta Ali bersama pimpinan MA lainnya berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma dengan pengamanan yang ketat dan awak media dilarang masuk ataupun meliput keberangkatan mereka itu. Salah seorang petugas Bandara yang enggan disebutkan namanya mengaku rombongan itu berangkat menuju Wakatobi. "Teman-teman wartawan dilarang meliput, apalagi mengambil gambar," tegasnya.
 
Selain itu, pengamanan di Bandara juga semakin ketat. Pas masuk yang biasanya bisa dibeli seharga Rp 20.000, tidak tersedia. Setiap orang yang ingin masuk selain diperiksa petugas, juga  diminta  tiket  dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Selain itu, Lounge Saphire yang biasanya terbuka untuk umum, saat itu tertutup. Tidak seorang pun selain anggota rombongan diperkenankan memasuki ruangan, yang menyediakan aneka kudapan dan minuman.
  
Berdasarkan informasi yang beredar,  jet carteran itu disewa seharga Rp 600 juta. Bahkan diduga uang itu disediakan secara patungan oleh  seorang pengusaha yang juga pemilik stasiun televisi swasta terkenal dan pengusaha pertambangan asal  Kalimantan Selatan. Kedua pengusaha  yang kini  perkaranya sedang ditangani MA, memberikan fasilitas itu atas permintaan Sekretris MA Nurhadi.

Terkait hal ini, Juru Bicara MA Ridwan Mansyur belum merespon ketika dihubungi KONTAN terkait pelesiran jajaran pimpinan MA tersebut, termasuk biaya pesawat carteran tersebut. 
 
Berdasarkan situs resmi Mahkamah Agung, jajaran pimpinan MA terdiri atas , Ketua MA Hatta Ali,  Wakil Ketua MA Bidang Yudisial Mohammad Saleh, Suwardi (Wakil Ketua Mahkamah Agung  Bidang Non Yudisial),  Andi Syamsu Alam (Ketua Kamar Agama), dan Imron Anwari  (Ketua Kamar Peradilan Militer).
 
Selanjutnya yang tercatat dalam rombongan adalah  Ketua Kamar Pembinaan Widayatno Sastro Hardjono, Imam Soebechi  (Ketua Kamar Urusan Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara), Timur Manurung ( Ketua Kamar Pengawasan), dan Artidjo Alkostar  (Ketua Kamar Pidana).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×