kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Volume transaksi DNDF sampai 27 Februari telah capai US$ 1,28 miliar


Rabu, 27 Februari 2019 / 16:47 WIB
Volume transaksi DNDF sampai 27 Februari telah capai US$ 1,28 miliar


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga 27 Februari 2019, volume Domestic Non-deliverable Forward (DNDF) tercatat US$ 1,28 miliar. Lelang DNDF ini dilaksanakan 17 kali, dengan jumlah 13 kali penawaran masuk.

Semua transaksi DNDF tersebut dengan tenor 1 bulan. Jumlah hasil lelang tertinggi terjadi pada 11 Februari yang mencapai US$ 158 juta, 12 Februari dengan hasil US$ 301 juta, dan 15 Februari yang mencapai US$ 369 juta. Dengan masing-masing kurs DNDF Rp 14.029, Rp 14.129, dan Rp 14.149.

Sedangkan transaksi terakhir, per 27 Februari tercatat volume hasil lelang mencapai US$ 50 juta dengan kurs DNDF Rp 14.031. Untuk rata-rata transaksi sepanjang Februari, berdasarkan hitungan Kontan.co.id mencapai U$ 98,6 juta.

Kondisi ini berbeda dibanding Desember tahun lalu. Saat level rupiah berada dikisaran Rp 14.500. Saat itu volume transaksi DNDF bisa mencapai US$ 200 juta per hari.

Transaksi DNDF dapat dilakukan oleh Bank dengan nasabah dan pihak asing untuk lindung nilai atas risiko nilai tukar rupiah. Transaksi ini wajib didukung oleh underlying transaksi berupa perdagangan barang dan jasa, investasi dan pemberian kredit Bank dalam valas.

Tujuan utama dari DNDF adalah terbentuknya kurs acuan dari transaksi masa depan yang biasanya digunakan dalam transaksi spot. Artinya mempengaruhi terbentuknya nilai tukar saat ini.

Secara konsep kurs acuan DNDF memang akan lebih rendah dibandingkan kurs acuan NDF offshore. BI melakukan intervensinya menggunakan pasar DNDF dengan memenangkan lelang pada kurs yang dikehendaki.

Sedangkan BI hingga saat ini masih optimis rupiah akan terus melanjutkan penguatannya. Mengingat rupiah bergerak stabil dikisaran Rp 13.900 hingga Rp 14.100.

"Rupiah akan melanjutkan penguatan dan BI akan tetap memberikan ruang untuk terus menguat karena masih under value," jelas Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah, Rabu (27/2).

Di sisi lain, Direktur Treasury & International Banking Bank Negara Indonesia (BNI) Rico Rizal Budidarmo juga menjelaskan secara historis kebutuhan valas baru akan mulai meningkat pada kuartal II.

Sedangkan untuk kondisi kuartal I tahun ini, kebutuhan valas lebih banyak untuk refinancing kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo serta pembiayaan transaksi ekspor dan impor alias trade finance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×