kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus corona jadi momok di kuartal II-2020, begini dampaknya ke ekonomi


Jumat, 24 Juli 2020 / 06:50 WIB
Virus corona jadi momok di kuartal II-2020, begini dampaknya ke ekonomi


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak perkembangan Covid-19 semakin terasa pada prospek pertumbuhan ekonomi nasonal pada Kuartal II-2020, mengingat bahwa kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dimulai pada akhir Maret 2020.

Kondisi ini tercermin dari PMI Manufaktur pada Kuartal II-2020 pada level dibawah angka 50 dan bahkan mencapai level terendah pada April 2020. Demikian pula dengan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) selama Kuartal II-2020 berada pada level di bawah 100.

“Namun, demikian, perkembangan PMI Manufaktur dan IKK pada Juni 2020 menunjukkan peningkatan dan memberikan sentimen positif terhadap prospek perekonomian ke depan.

Baca Juga: Sudah 33 RW di Jakarta masuk zona merah, ini dia daftarnya

Di samping itu, pelaksanaan kebijakan new normal yang dilaksanakan juga akan mampu membukakan jalan untuk proses pemulihan ekonomi,” tulis Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrwati sebagaimana dalam laporan APBN Juni 2020.

Di sisi lain, perkembangan inflasi di tingkat konsumen Juni 2020 tercatat sebesar 0,18% secara bulanan menggambarkan inflasi yang cenderung menurun sejak? Maret 2020 sebagai dampak dari pandemi Covid-19 dan kebijakan PSBB. Inflasi hingga Juni 2020 adalah sebesar 1,09% yoy atau 1,96% ytd yang merupakan inflasi kumulatif terendah sejak 2017.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perlambatan inflasi terjadi hampir di seluruh kelompok pengeluaran, kecuali pada kesehatan serta transportasi yang mulai meningkat. Inflasi inti/core masih melanjutkan tren menurun yang mengindikasikan pelemahan sisi permintaan.

Pelemahan inflasi juga dipengaruhi oleh tekanan eksternal yang terbatas karena tren harga komoditas global?yang rendah dan stabilitas nilai tukar Rupiah. Inflasi volatile food terus menurun sejak Maret karena pasokan yang melimpah di tengah permintaan yang rendah.

Baca Juga: LPS bisa mengajukan pinjaman ke Menkeu, ini daftar yang perlu dilampirkan

Inflasi administered price sedikit meningkat dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan. Dengan realisasi inflasi kumulatif hingga Juni 2020 yang rendah maka masih terdapat ruang gerak untuk menjaga inflasi sesuai target? 3,1%.

Dalam keterangannya, Sri Mulyani menyebut pemerintah tetap berupaya untuk menjaga stabilitas harga sebagai dukungan bagi pemulihan ekonomi nasional melalui strategi yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, komunikasi yang efektif, termasuk menciptakan kebijakan yang akomodatif dalam pencapaian sasaran inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×