Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Usai menjalani pemeriksaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), bos PT Zerotech Nusantara Febri Prasetyadi Soeparta enggan memberikan komentarnya pada awak media.
Saksi kasus dugaan suap penanganan kegiatan di Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) tahun 2012-2013 itu memilih bergegas meninggalkan kantor KPK.
"Saya tak komentar," kata Febri saat ditemui di kantor KPK, Jakarta, Kamis (5/9).
Setelah menolak berkomentar untuk menghindari kejaran awal media, Febri sampai berlari ke jembatan penyeberangan di halte busway Kuningan Madya.
Bahkan, meskipun sudah sampai di seberang kantor KPK, ia masih tetap berusaha menutupi wajahnya dengan map kuning.
Ini pertama kalinya bos PT Zerotech itu datang ke kantor KPK untuk menjadi saksi atas tersangka Kepala SKK Migas non aktif Rudi Rubiandini.
Ia sendiri kini sudah berstatus dicegah bepergian ke luar negeri sejak 28 Agustus lalu. Perusahaan miliknya ternyata sudah menjadi rekanan Kementerian ESDM sejak tahun 2011 lalu.
PT Zerotech Nusantara masuk dalam daftar perusahaan penunjang migas tercatat sebagai daftar jasa penunjang migas dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 27 tahun 2008 tentang bidang usaha jasa konstruksi. Perusahaan tersebut menyediakan tenaga kerja pengeboran, kerja ulang dan perawatan sumur.
Kasus ini bermula dari peristiwa tangkap tangan yang dilakukan penyidik terhadap Rudi, petinggi PT Kernel Oil Pte Ltd Simon Gunawan Tanjaya dan swasta bernama Ardi pada Selasa (13/8) malam kemarin.
Mereka ditangkap lantaran diduga baru saja melakukan serah terima sejumlah uang untuk pengurusan kegiatan di SKK Migas. Kini ketiganya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Rudi dan Ardi disangkakan pasal penerimaan suap, sedangkan Simon sebagai pemberi suap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News