Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra mengaku siap mendampingi mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin dalam mengungkapkan peran koruptor kelas kakap.
Hal tersebut dikatakan Yusril menanggapi pernyataan Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/1/2014).
Sebelumnya, Nazaruddin menolak menjawab ketika ditanya dugaan keterlibatan Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang akrab disapa Ibas dalam proyek Hambalang. Nazar mengaku akan mengungkapkan peran Putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu jika telah didampingi oleh Yusril.
Menurut Nazar, jika didampingi oleh Yusril, dia akan memiliki kekuatan untuk mengungkap keterlibatan banyak pihak di kasus dugaan korupsi. Sebab, Nazar mengaku kerap mendapat ancaman maupun intimidasi setelah banyak "berkicau" di depan publik.
"Kalau Nazaruddin mau minta tolong saya minta nasihati, dampingi untuk ungkapkan koruptor-koruptor kelas kakap, saya tentunya mau saja," kata Yusril di Gedung MK, Jakarta, Selasa (21/1/2014).
Menurutnya, bantuan yang diberikannya akan sangat berperan bagi pemberantasan korupsi di Indonesia. Namun, Yusril mengingatkan, keinginannya untuk membantu Nazaruddin itu bukan berarti dirinya bersedia untuk menjadi kuasa hukumnya.
Jika maksud Nazaruddin adalah untuk menjadi kuasa hukum, permintaan tersebut akan ditolaknya. "Kalau minta jadi pengacara Nazaruddin saya tolak dari dulu," tegasnya.
Lebih jauh, Yusril mengatakan, selain Nazaruddin, sebelumnya sudah ada dua nama besar lain di Partai Demokrat yang memintanya untuk jadi kuasa hukum. Tetapi, semua permintaan itu ditolaknya.
"Sudah ada tiga orang yang meminta jadi pengacaranya semua saya tolak. Anas, Ibas, Nazaruddin, semua saya tolak. Saya enggak mau," ujar calon presiden Partai Bulan Bintang (PBB) tersebut. (Ihsanuddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News