kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

UNESCO bersama balai konservasi meluncurkan buku pemetaan potensi Borobudur


Selasa, 30 November 2021 / 22:15 WIB
UNESCO bersama balai konservasi meluncurkan buku pemetaan potensi Borobudur
ILUSTRASI. Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) membuka terpaulin penutup stupa candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah, Kamis (10/6/2021). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/foc.


Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Candi Borobudur menjadi salah daftar warisa dunia. Hingga kini Borobudur menjadi salah satu obyek wisata yang banyak didatangi wisatawan dalam maupun luar negeri.

Untuk menjaga kelestarian Borobudur, Unesco Jakarta yang mendapatkan dukungan dari Oriental Cultural Heritage Sites Protection Alliance (OCHSPA) dan bekerja sama dengan Balai Konservasi Borobudur meluncurkan buku “Pemetaan Potensi Kawasan Borobudur”.

Penyusunan buku ini bertujuan sebagai dukungan pengelolaan pengunjung Candi Borobudur dan upaya untuk meningkatkan geliat ekonomi untuk masyarakat di kawasan Borobudur. Dalam buku yang disusun secara partisipatoris banyak menceritakan soal potensi 20 desa di kawasan Borobudur. Buku ini disusun bersama komunitas di sekitar bersama pengelola cagar budaya dari Balai Konservasi Borobudur di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Penyusunan buku ini juga melibatkan serangkaian antropolog dan penulis yang telah dilaksanakan selama 3 tahun terakhir.

Dalam sektor pariwisata sendiri,  Candi Borobudur dan Prambanan menarik 3 juta dan 1,5 juta wisatawan tiap tahunnya. Dalam perjalanannya, situs-situs Warisan Dunia tersebut telah menjadi bagian penting dari identitas budaya dan khasanah di Indonesia.

“Jika kita ingin masyarakat mengapresiasi situs Warisan Dunia, maka kita harus memperlihatkan bagaimana ketertarikan dan kepedulian kita terhadap warisan budaya masyarakat. Ketika kita menghargai warisan masyarakat, maka dengan cara itulah masyarakat dapat peduli dengan Borobudur.” Ujar Moe Chiba, Kepala Unit Budaya UNESCO Jakarta dalam keterangannya.

Peranan masyarakat yang tinggal di sekitar zona Warisan Dunia yang populer tentu menjadi sangat penting, namun dalam perjalanannya masyarakat lokal yang tinggal di dalam dan di sekitar zona Warisan Dunia tersebut belum tentu mendapatkan manfaat secara ekonomi secara merata. Keadaan ini menyebabkan kurangnya rasa kepemilikan dari komunitas lokal untuk perlindungan Situs Warisan Dunia.

“Menjadi penghargaan yang besar serta momen yang membahagiakan bagi kami, OCHSPA bisa mendukung program pemetaan yang sudah berjalan selama ini. Tetapi perayaan hari ini bukan menjadi kesimpulan akhir, tetapi menjadi salah satu titik awal untuk mengkaji kembali Borobudur yang mememberikan ruang untuk pemetaan kebudayaan berikutnya. OCHSPA akan tetap menemani dalam tahun-tahun selanjutnya dengan titik masuk proteksi warisan budaya, dengan aspek inspirasi, keunikan, dan pembangunan kebudayaan.” ungkap Eric Dubois, Perwakilan OCHSPA

Dalam buku ini juga menunjukkan bagaimana perkembangan selama paruh dasawarsa terakhir, desa-desa di sekitar kawasan Borobudur yang semakin menggeliat. Potensi wisata ke desa semakin mencuat dengan semakin ditemukannya produk lokal yang beragam termasuk di dalamnya berkembangnya kesenian rakyat, kuliner khas lokal, tempat wisata baru yang kekinian dan masih banyak lagi. Peran lembaga lokal dan masyarakat pun semakin aktif untuk mempromosikan potensi wisatanya.

“Kami memberikan apresiasi yang besar dalam peluncuran buku ini semoga bermanfaat untuk pelestarian cagar budaya berbasis masyarakat. “ Ujar Wiwit Kasiyati, Kepala Balai Konservasi Borobudur yang hadir  mewakili Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Harapannya buku pemetaan ini mejadi sebuah rujukan bagi masyarakat untuk mengembangkan kembali potensi pariwisatanya ke depan pada kondisi pascapandemi, serta meningkatkan pengetahuan tentang potensi Kawasan Borobudur berikut desa dan cagar budayanya secara umum. Selain itu, keberadaan buku ini diharapkan menjadi rujukan potensi desa secara umum untuk pengunjung, pelaku wisata dan pelaku usaha di berbagai sektor, serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke desa-desa di sekitar kawasan Candi Borobudur dan membantu mempromosikan produk lokal. Sehingga masyarakat juga dapat meningkatkan peranan serta rasa kepemilikan terhadap situs warisan dunia ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×