kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

UMP Luar Jawa tak kompetitif


Selasa, 19 Desember 2017 / 22:40 WIB
UMP Luar Jawa tak kompetitif


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Senior Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan Pulau Jawa masih akan jadi andalan sentra manufaktur berorientasi ekpor.

Sebab katanya, dibandingkan beberapa negara lain seperti Vietnam dan Bangladesh hanya Upah di Pulau Jawa yang bisa bersaing.

"Kalau di luar jawa memang tak kompetitif untuk padat karya berorientasi ekspor. Dibandingkan Vietnam, hanya Jawa mungkin yang masih kompetitif," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (18/12).

Sekadar informasi, empat Provinsi di Jawa, kecuali DKI Jakarta dan Banten memiliki UMP terendah se-Indonesia.

Dari data Kementerian Ketenagakerjaan, tahun ini UMP terendah ada di Yogyakarta senilai Rp 1.337.645, disusul Jawa Tengah senilai Rp 1.367.000, Jawa Timur senilai Rp 1.388.000, dan Jawa Barat senilai Rp 1.420.624. Sementara Banten Rp 1.931.180, dan DKI Jakarta Rp 3.355.750.

Kata Andry sebaran upah memang membatasi tumbuh kembang Industri secara spasial. Tak hanya komparasi Jawa dan Non Jawa, di Jawa sendiri ia mulai melihat adanya pergeseran.

Jateng dan Jatim yang miliki UMP lebih rendah dibandingkan Jabar maupun Banten disebutkan Andry lebih pesat pertumbuhan industrinya.

"Upah di daerah industri Jabodetabek jadi lebih tinggi. Jatim dan Jateng memang memiliki keuntungan dari sana karena di Jawa karakter industri manufaktur nya sama, misalnya tekstil," sambungnya.

Meski demikian, ditambahkan Andry upah yang rendah tak serta merta menarik investasi, khsusunya Foreign Direct Investment (FDI).

Regulasi masih jadi pertimbangan utama investor asing menanam modalnya di Indonesia. Soal upah dan infrastruktur bisa jadi nomor sekian.

"Ada riset dari Japan Bank for International Cooperation (JIBC). Mereka menanyakan perusahaan manufaktur asal jepang untuk berinvestasi di Asia. Nah Indonesia itu tergeser oleh Vietnam karena faktor paling utamanya soal ketidakjelasan regulasi," papar Andry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×