Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat sudah diketahui. Kandidat dari Partai republik Donald Trump berhasil mengungguli kandidat dari Demokrat Hillary Clinton.
Kemenangan ini menimbulkan reaksi yang beragam ke pasar Indonesia. Kemarin (9/11), pasar saham dan nilai tukar rupiah terdepresiasi cukup tajam.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat melorot hingga 2%. Sedangkan nilai tukar rupiah sempat melemah 0,9%.
Menurut Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian, penurunan tersebut merupakan efek sementara. Untuk jangka menengah, Fakhrul menilai kemenangan Trump akan memberikan risiko ketidakpastian terhadap pasar perdagangangan Indonesia.
"Pasalnya Trump dalam kampanyenya berusaha untuk memberikan prioritas terhadap produksi rakyat Amerika Serikat," jelas Fakhrul.
Bila melihat data statistik dari BPS, sejak 2013, tingkat ekspor Indonesia ke AS naik cukup signifikan dari hanya 7,9% pada tahun 2013 menjadi 11,3% pada Agustus 2016 dibanding periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo mengungkapkan keinginannya untuk bergabung dengan Trans Pacific Partnership (TPP), guna mendukung industri tekstil dan lainnya. "Bila Trump mengimplementasikan semua janji-janji kampanyenya, akan ada beberapa potensi resiko perdagangan yang mungkin timbul," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News