kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren pertumbuhan investasi terus menurun


Jumat, 28 Oktober 2016 / 06:15 WIB
Tren pertumbuhan investasi terus menurun


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meski peringkat kemudahan berusaha di Indonesia membaik, dari 106 ke posisi 91, jumlah investasi yang benar-benar terealisasi ternyata malah turun.

Pertumbuhan investasi di triwulan III-2016 hanya sebesar 10,7%. Tren penurunan pertumbuhan realisasi investasi memang sudah terjadi sejak awal tahun 2016. Pada triwulan I-2016, realisasi investasi hanya tumbuh 17,58%.

Kemudian pada triwulan II, pertumbuhannya kembali turun menjadi 12,2%. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kemarin, Kamis (27/10), merilis nilai realisasi investasi pada triwulan III-2016 sebesar Rp 155,3 triliun.

Jumlah itu terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 55,6 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 99,7 triliun.

Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, sebetulnya komitmen investasi yang masuk sudah cukup besar. Tetapi dirinya hanya akan fokus pada peningkatan realisasinya. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih ada sejumlah masalah yang harus diselesaikan.

"Diantaranya masih ada gap antara pemerintah pusat dan daerah dalam menerbitkan izin investasi," ujar Thomas, Kamis (27/10).

Meskipun dalam tren menurun, BKPM sangat yakin target realisasi investasi tahun 2016 yang sebesar Rp 594,8 triliun bisa dicapai. Asal tahu saja, hingga triwulan III-2016, realisasi investasi yang masuk baru mencapai 76,2% atau senilai Rp 453,4 triliun.

Catatan lain terkait realisasi investasi ini adalah peningkatan investasi yang bersifat padat modal. Padahal, pemerintah berharap investasi yang masuk juga bersifat padat karya, supaya serapan tenaga kerja ikut meningkat.

Namun, kenyataannya jumlah tenaga kerja yang mampu diserap atas realisasi investasi di triwulan III-2016 hanyalah sebanyak 276.023 orang. Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan serapan tenaga kerja di triwulan I dan II yang masing-masing sebanyak 327.170 orang dan 354.739 orang.

Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis berharap, kedepan lebih banyak investasi padat karya, sesuai dengan harapan pemerintah. Azhar juga mengatakan, beberapa perusahaan yang bakal merealisasikan rencana investasinya adalah Krakatau Nippon Steel, Krakatau Osaka Steel, dan Chandra Asri.

Jika dilihat dari asal negara, Singapura masih menjadi yang sumber investor terbesar, disusul Jepang dan China. Sementara jika dilihat dari sektornya, mayoritas realisasi investasi didorong oleh sektor manufaktur, seperti industri logam, kimia, dan elektronik.

Ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam mengatakan, realisasi investasi yang lebih rendah itu menggambarkan kemungkinan pertumbuhan ekonomi juga lebih rendah.

Sebab, investasi merupakan salah satu faktor penting yang bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×