Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan kebijakan suku bunga turut memengaruhi hasil penerbitan surat berharga negara (SBN) Ritel sepanjang tahun ini. Hasil penerbitan SBN Ritel kian menurun sejalan dengan tingkat imbal hasil atau kupon yang makin kecil mengikuti jejak suku bunga acuan.
Seperti yang diketahui, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sejak Juli lalu. Hingga saat ini, suku bunga atau BI 7 Days Repo Reverse Rate (BI-7DRRR) sudah turun sebesar 75 basis poin ke level 5,25%.
Baca Juga: Pemerintah masih butuh Rp 10,97 triliun untuk melunasi SBN ritel yang jatuh tempo
Penurunan BI-7DRRR ini pun memengaruhi tingkat kupon yang dipatok oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam beberapa seri SBN Ritelnya belakangan.
Sepanjang semester II-2019, kupon SBN Ritel terus menurun beriringan dengan hasil penerbitannya. Pada Juli, Kemenkeu menerbitkan SBR 007 dengan kupon 7,5% yang berhasil meraup Rp 3,21 triliun.
Di bulan Agustus, Kemenkeu kembali merilis instrumen ST 005 dengan kupon sebesar 7,4% dan hasil penerbitannya Rp 1,96 triliun.
Sementara September lalu, SBR 008 diterbitkan dengan kupon senilai 7,2%. Penerbitan instrumen tersebut juga di bawah target indikatif Rp 2 triliun, yaitu hanya Rp 1,89 triliun.
Baca Juga: Masa penawaran dibuka, pemerintah tetapkan target indikatif ORI016 Rp 9 triliun
Yang teranyar, Kemenkeu menerbitkan ORI 016 untuk Oktober ini dengan tingkat kupon 6,8%. Target indikatif yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 9 triliun. Padahal, ORI 015 yang terbit tahun lalu berhasil meraup Rp 23,28 triliun dengan tingkat kupon saat itu 8,25%.
“Targetnya memang agak konservatif, tapi ini target awal hasil perhitungan kami dengan semua mitra distribusi,” tutur Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Kemenkeu Loto Srinaita Ginting, Rabu (2/10).