Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Edy Can
JAKARTA. Anak bungsu mantan Presiden Soeharto, Tommy Soeharto, enggan bersaksi soal Gerakan 30 September 1965/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI). Dia beralasan, saat kejadian itu masih kanak-kanak dan tidak mengerti apa yang terjadi.
Hal ini diungkapkan Tommy dalam acara silaturahmi anak bangsa di DPR yang dihadiri oleh anak-anak dari pelaku sejarah tragedi 1965 itu. Tommy meminta sejarah yang baik maupun yang buruk di negeri ini bisa direnungkan agar tidak terulang kembali. "Kita tidak bisa merubah sejarah namun bisa merubah masa depan," ujarnya dalam kata sambutan di DPR, Jumat (1/10).
Acara Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) untuk mengumpulkan para keluarga yang menjadi bagian dalam sejarah. Acara ini digagas oleh FSAB untuk menghilangkan duka dan dendam masa lalu yang menimpa para keluarga korban Gerakan 30 September 1965.
Dalam acara ini dihadiri oleh anak Pahlawan Revolusi Jenderal Anumerta Achmad Yani, Amelia Yani, dan Nani Panjaitan, anak Mayjen TNI Anumerta DI Panjaitan. Turut pula hadir, putra ketua Central Committee Partai Komunis Indonesia (CC PKI) DN Aidit, Ilham Aidit, dan anak Wakil CC PKI Nyoto, Svetlana, tampak juga Feri Omar Nursaparyan, anak mantan KSAU yang dicurigai terlibat G30/S PKI, Omar Dhani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News