kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tolak kenaikan BBM, buruh kembali unjuk rasa


Kamis, 20 Juni 2013 / 19:27 WIB
Tolak kenaikan BBM, buruh kembali unjuk rasa
ILUSTRASI. Karyawan menjelaskan salah satu produk mobil kepada calon pembeli di salah satu dealer di Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.


Reporter: Fahriyadi | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) akan kembali turun ke jalan untuk menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Aksi tersebut akan dilakukan hari Jumat (21/6).

"Aksi unjuk rasa akan terpusat di Kawasan Industri Pulogadung," kata Presiden Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI), Said Iqbal, Kamis (20/6). Selain di Pulogadung, aksi buruh juga akan digelar di depan Istana Presiden dengan perkiraan massa sekitar 500 orang.

Bukan hanya kenaikan harga BBM yang diperkarakan buruh, tetapi juga soal upah buruh. Menurut Said, buruh akan menyuarakan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) pada tahun 2014 sebesar 50%.

"Kenaikan BBM telah menyebabkan daya beli buruh turun 30%. Untuk membuatnya normal, maka harus dikembalikan dengan kenaikan upah pada tahun depan, dan tahun depan kami minta kenaikan upah 20%," katanya.

Selain di Jakarta, Said sendiri memastikan aksi serupa di beberapa daerah. Ia bilang, aksi buruh di daerah akan digelar di depan kantor DPRD dan Bupati atau Walikota.

Sementara itu, Ketua Umum Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Nining Elitos menyatakan. pihaknya juga telah berkonsolidasi dengan Serikat Pekerja di berbagai wilayah untuk turun ke jalan.

Nining bilang, sekitar 5.000 buruh di seluruh Indonesia akan ikut serta dalam aksi menolak BBM tersebut.

"Kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi menjadi bukti bahwa pemerintah tidak peka terhadap nasib rakyat yang jelas-jelas menolak kenaikan tersebut," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×