Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyetujui usulan pemerintah untuk menargetkan dividen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp 49,1 triliun. Target tersebut meningkat dari target yang diajukan sebelumnya yakni sebesar Rp 44,1 triliun.
Sekalian itu, jika dibandingkan dengan outlook dividen BUMN tahun ini, juga meningkat 22% dari yang sebesar Rp 40,4 triliun.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, target dividen BUMN tahun depan lebih besar dipengaruhi oleh kinerja perekonomian tahun 2022 yang masih melanjutkan pemulihan, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan aktivitas BUMN dalam perekonomian.
Sehingga, seiring dengan perbaikan kinerja BUMN maka kinerja dividen pada tahun 2023 diperkirakan mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya.
Baca Juga: Bisnis Pertambangan Moncer, Mind Id Bidik Pendapatan Rp 108 Triliun Tahun Ini
“Kita mengharapkan terjadinya peningkatan dalam hal dividen (tahun 2023) dibandingkan sebelumnya,” tutur Febrio dalam rapat Panja bersama Banggar DPR RI, Rabu (7/9).
Adapun dalam menentukan target dividen BUMN, dilakukan dengan menyeimbangkan dua aspek. Diantaranya kebutuhan sumber dana APBN, dan juga rencana kerja dan keseimbangan usaha BUMN.
Lebih lanjut, Febrio mengatakan, peranan BUMN sebagai sebagai agen of development akan terus diperbaiki.
Jika dilihat berdasarkan kinerjanya untuk outlook dividen BUMN di 2022, kontributor BUMN di sektor perbankan sudah kembali di atas 2020 yakni sebesar Rp 24,5 triliun, dan sempat menurun di 2020 yang hanya sebesar Rp 13,6 triliun, atau bahkan jauh lebih tinggi dari 2019 yang juga hanya sebesar Rp 18,6 triliun.
Baca Juga: Tiga Tahun Terakhir, Kontribusi BUMN ke Negara Menyentuh Angka Rp 1.200 Triliun
“Artinya ini sudah menunjukkan kinerja dari sektor perbankan BUMN sudah di atas pra pandemi,” jelasnya.
Sementara itu, untuk di sektor energi, target penerimaanya sejak 2021 hingga tahun ini menurun drastis dari sebelum pandemi. Pada 2019 targetnya sebesar Rp 8 triliun, sedangkan target dividennya pada tahun ini hanya sebesar 2,9 triliun.
“Ini memang masih harus kita lihat lagi khususnya, mengingat 2023 akan lebih baik lagi. Sementara BUMN lainnya sudah di atas kondisi 2020,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News