Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berkomitmen mendukung petani untuk terus bergairah menanam dan meningkatkan produksi.
Oleh karena itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) sekaligus Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi menuturkan, pihaknya mendorong terwujudnya pemerataan pupuk bersubsidi kepada petani.
"Hari ini sedulur petani senang dengan harga gabah yang baik, sehingga mereka kian bersemangat tanam. Selanjutnya kita akan terus dorong adanya pemerataan pupuk ke petani, terutama pupuk yang bersubsidi," ujar Arief dalam keterangan tertulis, Jumat (13/10).
Ia menjelaskan, kebutuhan pupuk nasional memerlukan basis data yang akurat. Oleh karenanya, pihaknya mendorong volume pupuk agar dapat sesuai guna menopang akselerasi produksi.
Baca Juga: Atasi Fluktuasi Harga, Pemerintah Bakal Mengimpor 500.000 Ton Jagung Pakan
Menurutnya, data kebutuhan pupuk secara by name by address diperlukan untuk memperlihatkan kebutuhan nasional.
"Kalau volume pupuknya turun, maka produksi juga akan menurun. Tapi hari ini kita telah sepakat untuk sama-sama meningkatkan produksi. Ini adalah kuncinya," imbuhnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, utilisasi pupuk menjadi salah satu faktor determinan produktivitas padi. Perlu adanya input yang akurat di tingkat hulu, sehingga produksi petani di hilir dapat terdorong naik.
"Subsidi pupuk harus benar-benar menyasar ke petani yang produktif. Ini untuk selaraskan antara tingkat produksi dan produktivitasnya. Nantinya di hilir, NFA siapkan BUMN sektor pangan sebagai offtaker hasil petani, termasuk beras yang dikelola oleh Perum Bulog," ujarnya.
Adapun stok beras yang dikelola Bulog per 12 Oktober masih secured di 1,7 juta ton. Cadangan Beras Pemerintah (CBP) terus digelontorkan ke program-program intervensi yang digiatkan pemerintah antara lain bantuan pangan beras tahap kedua, beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Gerakan Pangan Murah (GPM) dan termasuk membanjiri Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dengan beras SPHP.
Tren melandainya harga beras di tingkat pasar induk konsisten terjadi secara gradual. Tercatat harga beras medium IR-III di PIBC pada 6 Oktober di Rp 11.106/kg dan kembali turun 79 poin menjadi Rp 11.027/kg pada 12 Oktober. Adapun stok total beras di PIBC per 12 Oktober mencapai 29.935 ton.
Baca Juga: Plt Mentan Pastikan Ketersediaan Pupuk Jelang Musim Tanam
Diketahui, Presiden Joko Widodo kembali meninjau panen padi bersama Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) yang juga Plt. Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi di Indramayu, Jawa Barat, Jumat (13/10). Di sana Kepala Negara melihat langsung proses pemanenan padi oleh kelompok tani Jambisari Desa Karanglayung di lahan seluas 55 hektar.
"Kemarin (panen) di Subang, di Indramayu saya kira (baik), karena memang ini irigasi teknisnya masih sangat bagus. Tadi saya tanyakan ke petani, 1 hektar bisa 8 sampai 9 ton. Rata-rata 8,6 ton per hektar," ucap Jokowi.
Presiden meminta masyarakat tetap tenang karena produksi nasional senantiasa terjaga. Ia pun memastikan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog masih tersedia dan cukup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News