Reporter: Ratih Waseso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai upaya mengatasi fluktuasi harga jagung pakan, pemerintah segera mengambil langkah strategis membantu peternak ayam melalui rencana impor jagung pakan.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan, importasi tersebut dilakukan secara cermat dan terukur, dan tetap menjaga harga di tingkat petani tetap baik.
Arief menyebut impor jagung pakan sebanyak 500.000 ton bakal ditugaskan kepada Perum Bulog. Untuk menjaga harga di tingkat petani tetap baik tersebut, impor jagung pakan dilakukan secara bertahap, dan memastikan Bulog telah memiliki pembeli siaga/standby buyer yang berasal dari kalangan peternak.
“Tahap pertamanya 250.000 ton. Ini akan kami atur kedatangannya dan diupayakan sebelum panen, sehingga kepentingan petani jagung nasional tetap terjaga. Bulog pun dipastikan telah ada standby buyer dari teman-teman peternak unggas. Tidak seperti yang dahulu. Selanjutnya akan kami atur dalam suatu komitmen yang disepakati bersama,” tutur Arief dalam keterangan tertulis, Rabu (11/10).
Baca Juga: Upaya Pemerintah Redam Inflasi di Tengah Tekanan El Nino, Harga Minyak dan Rupiah
Dia menjelaskan, pemerintah tetap mengutamakan produksi dalam negeri, namun jika dalam kondisi tertentu, intervensi pemerintah harus disiapkan. Arief mengatakan, khusus untuk jagung pakan, Presiden Joko Widodo pada 9 Oktober kemarin telah memerintahkan agar disegerakan mengambil langkah-langkah strategis.
"Memang jika berdasarkan neraca kumulatif tahunan, komoditas jagung mengalami surplus. Namun di kuartal empat ini, neraca komoditas jagung menunjukkan angka defisit,” ujar Arief.
Berdasarkan Panel Harga Pangan, harga rata-rata nasional jagung tingkat peternak pada 1 Oktober tercatat di Rp 6.840 per kilogram dan mengalami kenaikan mencapai Rp 7.000 per kilogram pada 10 Oktober 2023.
Kondisi tersebut disebabkan karena harga jagung di tingkat produsen dan konsumen yang terus meningkat dan melampaui HAP (Harga Acuan Penjualan). Adapun HAP di tingkat konsumen untuk pengguna jagung sebagai pakan ternak di industri pakan ternak dan/atau peternak di harga Rp 5.000 per kilogram sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 Tahun 2022.
Baca Juga: Bos ID FOOD Beberkan Tantangan Penuhi Kebutuhan Garam Industri dan Gula Konsumsi
Melihat kondisi tersebut, Arief mengatakan, harus ada langkah strategis untuk menstabilkan kenaikan harga jagung. Pasalnya kenaikan harga jagung di tingkat peternak memiliki konsekuensi pada fluktuasi harga telur dan daging ayam, sehingga untuk memenuhi kebutuhan jagung pakan tersebut importasi khusus untuk jagung pakan perlu dilakukan.
"Tetapi sekali lagi, saya tekankan importasi ini tentu dilakukan secara terukur dengan mempertimbangkan harga di tingkat petani tetap baik. Ini akan dilaksanakan secara bertahap mulai bulan ini,” tegasnya.
NFA terus mendorong pemenuhan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) sebagai upaya perbaikan tata kelola jagung nasional. Pengelolaan CJP oleh Bulog sangat dibutuhkan untuk membangun konektivitas hulu hilir yang kuat.
Adapun target stok jagung di Bulog akhir tahun minimal terdapat 60.000 ton. Stok CJP ini perlu diperkuat untuk dapat menstabilkan harga jagung ke tingkat yang wajar, sehingga harga pakan ternak akan terkoreksi menuju keseimbangan baru. Sebagai dampak lanjutannya, harga ayam dan telur di tingkat konsumen juga dapat stabil terjaga.
“Bulog diyakini akan sangat cakap dalam mengelola CJP. Ini karena sarana prasarana yang mumpuni. Bulog memiliki Corn Drying Center (CDC) sebanyak 3 unit di sentra jagung di Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur dengan kapasitas silo masing-masing mencapai 9.000 ton. Apabila pemerintah punya stok jagung yang kuat, tentu stabilitas harga pangan yang menjadi turunannya pun dapat kita jaga bersama,” pungkas Arief.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News