kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.088.000   -7.000   -0,33%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Tingginya Volatilitas Pasar Dorong Minat Investor SBN Ritel Sejak 2020


Jumat, 12 September 2025 / 17:14 WIB
Tingginya Volatilitas Pasar Dorong Minat Investor SBN Ritel Sejak 2020
ILUSTRASI. Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat minat investor yang berinvestasi di surat berharga negara (SBN) terus meningkat sejak 2020 hingga 2025.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat minat investor yang berinvestasi di surat berharga negara (SBN) terus meningkat sejak 2020 hingga 2025.

Adapun total investor SBN ritel sepanjang 2020 hingga 2025 terus meningkat.

Bila dirinci, pada 2020 mencapai 543.220 investor, pada 2021 meningkat jadi 604.456 investor, meningkat pada 2022 menjadi 699.201 investor, meningkat pada 2023 menjadi 814.338 investor, meningkat pada 2024 menjadi 916.574 investor, dan pada 2025 meningkat menjadi 991.825 investor.

Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo menilai, minat investor ritel terhadap SBN ritel terus meningkat seiring tingginya volatilitas pasar. Menurutnya, ketika ketidakpastian pasar masih tinggi, permintaan terhadap aset berisiko rendah seperti SBN cenderung naik karena dianggap lebih aman.

“Hal ini sejalan dengan peluang bagi investor untuk melakukan diversifikasi portofolio,” tutur Banjaran kepada Kontan, Kamis (11/9/2025).

Baca Juga: Minat Investor SBN Ritel Ke Depan Diramal Meningkat, Ini Faktornya

Meskipun demikian, ia menilai, tantangan ke depan datang dari imbal hasil yang ditawarkan. Peluangnya akan semakin rendah seiring dengan tren penurunan suku bunga.

Di sisi lain, investor ingin tetap mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi. Selain itu, menurutnya, peningkatan basis pertumbuhan investor ritel yang lebih inklusif di seluruh Indonesia juga menjadi tantangan.

Maka dari itu, ia berpesan, peran dari advokasi, kampanye literasi, serta materi promosi dari pemerintah, perusahaan jasa keuangan, dan perbankan sebagai agen penjual menjadi krusial untuk memperluas pemahaman masyarakat perihal aset investasi.

“Dengan strategi edukasi yang konsisten, ditambah inovasi kanal distribusi yang lebih luas, termasuk media digital, dinilai akan meningkatkan minat investor ritel terhadap instrumen SBN ke depan,” tandasnya.

Baca Juga: Jumlah Investor SBN Ritel Terus Meningkat, Sudah Capai 991.000 Orang

Sebagai informasi, realisasi penerbitan SBN ritel selama lima tahun juga meningkat setiap tahunnya. Pada 2020 mencapai Rp 77 triliun, terdiri dari surat utang negara (SUN) Rp 34 triliun, dan surat berharga syariah (SBSN) Rp 43 triliun.

Kemudian meningkat pada 2021 menjadi Rp 98 triliun, terdiri dari SUN Rp 49 triliun dan Rp 49 triliun di SBSN. Pada 2022 meningkat jadi Rp 107 triliun, terdiri dari SUN Rp 52 triliun, dan SBSN Rp 55 triliun.

Pada 2023 penerbitan SBN ritel mengalami peningkatan mencapai Rp 148 triliun, terdiri dari SUN Rp 66 triliun dan SBSN Rp 82 triliun. pada 2024 mencapai Rp 149 triliun, terdiri dari SUN Rp 63 triliun dan SBSN Rp 86 triliun.

Terakhir, Januari hingga  Agustus 2025 penerbitan SBN ritel mencapai 103 triliun, terdiri dari Rp 52 triliun dari SUN, dan SBSN sebesar Rp 51 triliun.

Selanjutnya: Kata Penelitian: Makanan Ultra-Proses Bahaya bagi Kesehatan Reproduksi Pria lo

Menarik Dibaca: Kata Penelitian: Makanan Ultra-Proses Bahaya bagi Kesehatan Reproduksi Pria lo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×