kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,11   -0,53   -0.06%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga komoditas pangan perlu tambahan impor


Rabu, 17 Juni 2020 / 08:05 WIB
Tiga komoditas pangan perlu tambahan impor


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan pasokan bahan pangan pokok masih bisa memenuhi kebutuhan pangan nasional hingga akhir tahun ini.

Ada 11 kebutuhan pokok yang pasokannya aman, yakni beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai, daging, daging ayam, gula pasir dan minyak goreng.  "Kami melihat perkiraannya sampai Desember masih relatif aman," ujar Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, Selasa (16/6).

Airlangga menyebut impor pangan selama bulan Ramadan lalu sempat mengalami gangguan lantaran beberapa negara, seperti India melakukan lockdown. "Jadi beberapa komoditas yang biasanya Indonesia menggantungkan diri dengan India, itu tidak bergerak sama sekali," katanya.

Hingga Desember nanti pemerintah memperkirakan masih ada tiga komoditas pangan yang perlu tambahan pasokan dari impor. Pertama, daging sapi/kerbau. Hingga Desember prediksi pasokan sebesar 749.498 ton dari total kebutuhan di dalam negeri sebesar 354.136 ton. Adapun, daging sapi/kerbau ini akan dipenuhi dari impor yang rencananya sebesar 282.842 ton.

Selain daging, kedua ada komoditas gula pasir juga kan mengandalkan impor yang rencananya sebanyak 612,011 ton. Adapun, kebutuhannya sebesar 1,85 juta ton.

Ketiga komoditas yang perlu diimpor adalah bawang putih. Pasokan bawang putih diperkirakan 642.791 ton dengan kebutuhan 377.507. Adapun bawang putih akan dipenuhi melalui produksi lokal sebanyak 17.653 ton dan impor yang direncanakan sebanyak 603.911 ton.

Bisa meleset

Sebagai gambaran komoditas lain diperkirakan tak perlu tambahan impor. Berdasarkan data pemerintah diperkirakan pada Mei - Desember 2020 terdapat pasokan beras sebanyak 26,2 juta ton. Dari jumlah itu perkiraan kebutuhan sebesar 20,09 juta ton dan masih ada pasokan sebesar 6,1 juta ton hingga akhir tahun.

Untuk komoditas jagung dari Mei-Desember diperkikran pasokan sebesar 12,2 juta ton dengan perkiraan kebutuhan 10,79 juta ton, sehingga neraca di akhir Desember 1,4 juta ton (lihat tabel).

Meskipun secara umum tampaknya stok pangan Indonesia tak begitu mengkhawatirkan, namun pemerintah perlu hati-hati menangani hal ini saat krisis. Pengamat Pertanian Khudori mengingatkan, jika perkiraan produksi dan impor ini meleset, maka ada peluang proyeksi pangan sampai akhir tahun aman berubah kondisinya.

"Agar ini tidak terjadi, pemerintah harus bisa menjaga produksi dan impor sesuai perkiraan. Kalaupun meleset tidak terlalu besar," kata dia.

Menurutnya, pada Mei menuju Desember ada banyak hal yang tidak sepenuhnya bisa dikendalikan, seperti soal cuaca yang berhubungan erat dengan produksi pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×