Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sampai tiga hari setelah bom meledak di Hotel Ritz-Carlton dan J.W. Marriott, Polisi masih sulit menentukan siapa dalang peristiwa ini. Hingga kini, polisi masih terus melakukan penyelidikan mendalam atas aksi yang merenggut nyawa sembilan orang tersebut.
Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Polisi Sulistyo Ishak mengatakan, polisi masih mengidentifikasi empat jenazah yang meninggal dalam aksi bom ini. “Tim Disaster Victim Identification (DVI) masih melakukan identifikasi,” ujarnya, Senin (20/7). Polisi menduga, dari empat jenazah ini terdapat pelaku bom bunuh diri.
Saat ini, Polisi sudah memeriksa 15 saksi yang berada di lokasi saat ledakan bom terjadi. Polisi juga sedang menelusuri barang-barang bukti yang didapatkan di kamar 1808 Hotel JW Marriott. Barang bukti itu antara lain berupa laptop. “Kami akan terus investigasi,” tegas Sulistyo.
Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan bahwa bom yang digunakan oleh para pelaku punya kesamaan dengan bom di Bali dan bom yang ditemukan di daerah Cilacap beberapa waktu lalu. Pada 15 Juli, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror menemukan bom di belakang rumah Baharudin Latif alias Baridin warga Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah.
Kendati begitu, Sulistyo mengatakan bahwa polisi tidak mau cepat-cepat mengatakan pelaku bom kali ini merupakan jaringan Jamaah Islamiyah (JI). “Kita belum bisa ambil kesimpulan,” ujarnya.
Untuk proses identifikasi mayat, polisi memperoleh bantuan dari polisi Australia. “Tapi bukan investigasi,” ujarnya. Hasilnya, polisi berhasil mengidentifikasi tiga warga negara Australia yang menjadi korban peledakan bom, yaitu Nathan Verity seorang pebisnis, Garth McEvoy (Commercial Manager PT Thiess Contractors Indonesia), dan Craig Senger (pejabat Atase Perdagangan Kedubes Australia).
Polisi berhasil mengidentifikasi mayat Evert Mokodampit (pegawai JW Marriott) dan Timothy D. Mackay (Presiden Direktur PT Holcim Indonesia). Alhasil, korban yang berhasil dikenali berjumlah lima orang. Adapun empat lainnya belum teridentifikasi.
Dari Temanggung, Jawa Tengah, Polisi telah menjemput Muhammad Nasir (60) dan Tuminem (57), orang tua Nur Said alias Nur Hasbi utuk menjalani tes deoxyribonucleic acid (DNA). Nur Said disebut-sebut sebagai pelaku bom bunuh diri di Hotel Marriott. "Tadi pagi sekitar pukul 05.30 WIB. Katanya untuk tes DNA," kata sepupu Nur Said, Rosyid Ridho seperti dikutip Antara.
Dari Surabaya, Tim Pengacara Muslim (TPM) meminta polisi tidak mengaitkan ledakan bom ini dengan JI. "Apapun agama di dunia ini tidak mengajarkan kekerasan," kata anggota TPM, Fahmi Bachmid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News