kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Tiga bulan pertama, raskin masih beras


Kamis, 15 Januari 2015 / 10:26 WIB
Tiga bulan pertama, raskin masih beras
ILUSTRASI. Inilah 4 Langkah Cara Membuat Link WhatsApp Grup hingga Chat Otomatis. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rencana pemerintah untuk mengubah skema penyaluran beras bagi keluarga miskin (raskin) terus berlanjut. Tapi, perubahan skema belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat. Pemerintah masih mengevaluasi dampak perubahan skema raskin terhadap masyarakat.  

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, awal tahun ini pemerintah masih akan menyalurkan raskin dalam bentuk beras. "Jadi hitung-hitungannya, untuk Januari, Februari dan Maret masih akan menerima dalam bentuk beras. Lalu bulan lain akan dievaluasi," jelas Khofifah, Rabu (15/1).

Evaluasi ini meliputi sasaran penerima, distribusi, jumlah dan ketepatan waktu.

Catatan saja, pemerintah berencana mengubah skema penyaluran raskin yang selama ini diberikan dalam bentuk beras menjadi uang elektronik atawa e-money. Tapi kini, pemerintah masih menimbang efek penggunaan e-money bagi masyarakat. Sebab, dampaknya, dana perlindungan sosial ini tidak dipakai untuk membeli kebutuhan pokok.

Kendati skema penyaluran akan diubah, tapi Khofifah memastikan jumlah subsidi yang diberikan tetap tidak akan diubah, yakni dengan unit cost Rp 7.500 per kilogram (kg) beras. Tahun ini pemerintah mengalokasikan anggaran  raskin Rp 18,8 triliun untuk 15,5 juta rumah tangga sasaran. Jumlah raskin yang diberikan 15 kg per bulan untuk setiap rumah tangga sasaran.

Puan Maharani, Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan menambahkan, program raskin ini menjadi solusi untuk menjaga stabilitas harga dan memberikan perlindungan pangan kepada rakyat. "Pemberian raskin tahun ini mulai Januari ini," kata Puan.

Pendistribusian raskin juga menjadi perhatian pemerintah. Sebab, selama ini masih banyak pemotongan jumlah raskin di daerah. "Komitmen harus sampai dan dilakukan pemerintah," ujar Puan.

Penyaluran raskin dikoordinasi oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Kementerian Sosial sebagai kuasa pengguna anggaran. Sementara itu, pendistribusiannya dilakukan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog). Nah, pemerintah daerah bertugas menentukan titik bagi di masing-masing daerah. Saat ini stok beras Bulog sekitar 1,6 juta ton. "Mereka (Bulog) akan hitung titik distribusi yang mana dan koordinasi dengan pemerintah daerah," ujar Khofifah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×