Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
Dengan adanya inovasi dan kerja cepat para peneliti disebutnya jadi bukti bahwa Indonesia juga dapat mandiri dalam memproduksi vaksin dan juga alat kesehatan guna menangani Covid-19 atau antisipasi kemungkinan yang terjadi di masa depan.
"Ini buktikan saat situasi ini, semua ada hikmah. Pertama, kebangkitan inovasi, kedua kebangkitan farmasi dan alkes. Industri farmasi kita bisa berkembang inikan enggak menutup kemungkinan buat antisipasi kemungkinan ke depan, saatnya kita bangkit hadapi hal seperti ini buat kemudian hari," kata Eko.
Baca Juga: Masuk era new normal, begini saran racikan investasi pilihan para manajer investasi
Kabar baik lainnya ialah penelitian terapi plasma darah juga diharapkan dapat lebih cepat daripada vaksin. "Hasil sudah cukup baik, tapi kapan belum bisa sampaikan. Insya Allah semoga bisa lebih cepat dari vaksin," tuturnya.
Selain vaksin dan terapi plasma darah, Eko juga menyebutkan ada inovasi yang sudah ditemukan dalam peningkatan imunitas atau daya tahan tubuh. Banyak inovasi herbal yang ditemukan peneliti di Indonesia dalam meningkatkan daya tahan tubuh, seperti inovasi dari sambiloto, temulawak, eukaliptus, jambu, jahe merah dan lainnya.
Diketahui, konsorsium riset dan inovasi Covid-19 yang terdiri dari berbagai kementerian, lembaga pemerintah, perguruan tinggi, dan industri berfokus pada empat kelompok inovasi teknologi. Empat kelompok itu terdiri dari alat kesehatan dan pendukung, pencegahan, obat dan terapi, serta skrining dan diagnosis terkait Covid-19.
Baca Juga: Pria mengaku penjelajah waktu meramal berakhirnya corona & Trump gagal terpilih lagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News