CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Terpapar efek wabah corona, ADB proyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 2,5% di tahun 2020


Jumat, 03 April 2020 / 12:15 WIB
Terpapar efek wabah corona, ADB proyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 2,5% di tahun 2020


Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asian Development Bank (ADB) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2,5% pada tahun 2020, separuh dari pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya sebagai dampak wabah Covid-19. 

Menurut laporan ekonomi tahunan Asian Development Outlook (ADO) 2020 edisi April, Jumat (3/4), pandemi Corona yang terjadi bersamaan dengan jatuhnya harga minyak mentah dunia dan pasar keuangan yang bergejolak akan berimplikasi cukup parah pada perekonomian Indonesia tahun ini. 

Baca Juga: Kemenag minta masyarakat tunda akad nikah selama wabah virus corona

Kendati fundamental makroekonomi Indonesia dinilai cukup kuat, Country Director ADB untuk Indonesia Winfried Wicklein mengatakan, wabah Corona telah mengubah arah ekonomi, memperburuk kondisi eksternal dan melemahkan permintaan domestik. 

“Jika langkah kebijakan yang diputuskan pemerintah cukup tegas dan efektif mengatasi dampak kesehatan dan ekonomi dari wabah ini, terutama melindungi masyarakat miskin dan rentan, maka ekonomi diharapkan kembali pada jalurnya secara bertahap di tahun depan,” tutur Winfried dalam keterangannya. 

Selain pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih lemah akibat turunnya permintaan domestik dan sentimen bisnis dan konsumen yang melemah, ADB juga memproyeksi terjadinya kenaikan inflasi di Indonesia pada tahun ini. 

Inflasi akan naik dari rata-rata 2,8% pada tahun lalu, menjadi 3% pada tahun ini akibat ketatnya suplai bahan pangan dan depresiasi nilai tukar rupiah. Namun, ADB melihat tekanan inflasi tersebut akan diimbangi (offset) dengan turunnya harga BBM non-subsidi akibat harga minyak rendah, serta subsidi tambahan untuk listrik dan bahan pangan. 

Baca Juga: Corona memukul perhotelan, tapi INPP malah perkuat bisnis hotel ini

Begitu pun dengan defisit transaksi berjalan (CAD) yang diproyeksi akan kembali melebar menjadi 2,9% terhadap PDB di 2020. Sebab, pendapatan ekspor dari sektor pariwisata dan komoditas dipastikan menurun signifikan. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×