Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Dari sisi pemerintah, Riefky melihat bahwa pemerintah telah mengeluarkan stimulus fiskal dalam jumlah besar dan terangkum dalam dua fokus, yaitu fokus jangka pendek dan fokus jangka panjang.
Dalam jangka pendek, pemerintah telah berupaya meningkatkan anggaran kesehatan dan mempercepat realisasi bantuan sosial (bansos).
Tak tanggung-tanggung, pemerintah telah menggelontorkan sekitar 0,5% dari PDB untuk anggaran kesehatan dan ini dinilai relatif lebih besar dibandingkan dengan negara lain yang terdampak.
Baca Juga: Ekspor perhiasan Indonesia tahun 2020 terhambat akibat wabah virus corona
Sementara dalam fokus jangka panjang, pemerintah telah menyiapkan strategi untuk mendorong aktivitas ekonomi lewat beberapa insentif, seperti insentif perpajakan serta relaksasi kredit.
Dengan kebijakan fiskal yang sudah ada, Riefky berharap pemerintah mampu memberikan penyaluran yang tak hanya cepat, tetapi juga tepat sasaran.
Dari sisi bank sentral, BI dipandang perlu menjaga selisih imbal hasil portofolio di pasar dengan meningkatkan suku bunga kebijakan setelah kepanikan atas pandemi ini berakhir. Riefky berharap suku bunga acuan bisa sebesar 5,0% di akhir tahun ini.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) berpeluang bagi dividen 45%-55% dari laba
Lebih lanjut, pemerintah dan bank sentral dipandang bisa meredam resiko pelemahan nilai tkuar rupiah lebih lanjut dengan menerbitkan pandemic bonds dalam dollar Amerika Serikat (AS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News