kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.290.000   -15.000   -0,65%
  • USD/IDR 16.653   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.164   -20,19   -0,25%
  • KOMPAS100 1.136   -7,73   -0,68%
  • LQ45 832   -5,41   -0,65%
  • ISSI 282   -1,61   -0,57%
  • IDX30 437   -3,69   -0,84%
  • IDXHIDIV20 503   -5,62   -1,10%
  • IDX80 128   -0,88   -0,68%
  • IDXV30 136   -1,98   -1,44%
  • IDXQ30 139   -1,42   -1,01%

Temui menteri pertanian Irlandia, Indonesia negosiasikan bisnis biofuel


Kamis, 01 November 2018 / 10:49 WIB
Temui menteri pertanian Irlandia, Indonesia negosiasikan bisnis biofuel
ILUSTRASI. Pabrik Oleokimia Menghasilkan Biodiesel


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sekjen Pertanian Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro, belum lama ini menemui Menteri Pertanian, Pangan dan Maritim Irlandia, Michael Creed TD. Dalam pertemuannya mereka menegosiasikan ekspor biofuel ke Irlandia.

"Kita sudah berlangsung bagus komunikasinya. Tapi kami minta bantuan Irlandia bagaimana sawit bisa masuk. Selain itu kedepannya biofuel kita juga bisa masuk," ungkap Syukur di Kemtan, belum lama ini.

Sejuh ini masalah kesepakatan Uni Eropa dalam Renewable Energy Directive II (RED II) terkait minyak nabati mengacu pada referensi dari Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS). Akibatnya kerangka tersebut tidak sesuai di aplikasikan ke beberapa negara-negara produsen minyak kelapa sawit (CPO) seperti Indonesia sehingga berimplikasi diskriminatif.

"Pada prinsipnya Irlandia tidak ada masalah dengan biofuel. Tapi karena mereka bagian dari Uni Eropa, itu merupakan kebijakan Uni Eropa dan bagaimana strateginya," jelas Syukur.

Syukur menyebutkan sejauh ini Irlandia selalu memberikan support kepada Indonesia terutama di bidang sawit sebagai mitra dagang Indonesia. Bahkan Syukur menegaskan bahwa Irlandia siap memberikan pendampingan hukum manakala komunikasi denga Uni Eropa terkendala.

"Kontribusi mereka juga baik dan Irlandia ini selalu tahu bahwa sawit Indonesia itu sangat besar. Karena Irlandia sebaagian dari Uni Eropa, maka mereka siap kapan saja untuk pendampingan manakala ada komunikasi yang terkendala dengan Uni Eropa," ugkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×