Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan inflasi menjadi salah satu tantangan perekonomian negara-negara di dunia, pada tahun 2022.
Lembaga Internasional JP Morgan melihat, inflasi masih menjadi topik hangat di tahun 2023. Kabar baiknya, tekanan inflasi akan berangsur berkurang pada tahun ini.
Dalam Investment Outlook 2023, dijelaskan bahwa ini seiring dengan China yang mulai melakukan aktivitas produksi serta perlambatan aktivitas di daerah barat.
Pada tahun 2022, China memang melakukan lockdown alias menerapkan kebijakan Zero Covid-19 untuk menekan angka kasus harian Covid-19.
Baca Juga: Goldman Sachs: Prospek Ekonomi Global Masih Dihantui Risiko Besar
Kebijakan ini disebut akan berakhir pada awal tahun 2023. Nah, dengan normalisasi kegiatan ekonomi China, maka akan mengurangi gangguan rantai pasokan yang selama ini menjadi penyebab inflasi.
Senada, Lembaga Internasional Credit Suisse melihat tekanan inflasi akan mulai turun pada tahun 2023. Namun, ini masih akan menjadi perhatian bagi bank-bank sentral di dunia.
Meski tekanan inflasi menurun, Credit Suisse meramal inflasi belum akan kembali ke kisaran sasaran yang ditetapkan oleh para bank sentral.
Dengan demikian, bank-bank sentral dunia masih akan melakukan kebijakan moneter ketat. Bahkan, suku bunga acuan diramal akan tinggi dalam beberapa waktu ke depan.
Kabar baiknya, upaya bank sentral akan berbuah. Inflasi diperkirakan kembali ke kisaran sasaran pada tahun 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News