kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Tedjo: Belum ada perintah pergantian Kapolri


Selasa, 06 Januari 2015 / 23:01 WIB
Tedjo: Belum ada perintah pergantian Kapolri
ILUSTRASI. Penyebab Kanker Tulang pada Anak yang Perlu Anda Ketahui.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno mengaku belum menerima perintah pergantian Kepala Kepolisian RI (Kapolri) yang kini dijabat Jenderal (Pol) Sutarman oleh Presiden Joko Widodo.

Menurut Menko Polhukam, tugas Sutarman masih panjang hingga masa baktinya berakhir pada Oktober mendatang.

“Enggak ada (perintah pergantian), masih panjang  kok tugas beliau sehingga belum ada perintah penggantian,” kata Tedjo dikutip dari laman setkab, Selasa (6/1).

Meski demikian, menurut Tedjo, terbuka kemungkinan jika Presiden ingin mempercepat pergantian Kapolri. Ia menyebutkan, pemilihan Kapolri merupakan hak prerogatif presiden.

“Itu tergantung pimpinan ya, Pak Presiden kalau beliau menghendaki segera, bisa, akan sampai pensiun juga bisa, terserah beliau, penggunanya kan beliau,” sambung Tedjo.

Menko Polhukam menegaskan, kalau sesuai masa pensiun maka jabatan Sutarman akan selesai pada Oktober 2015 mendatang.

Militer asing

Sementara itu menyinggung masalah kehadiran militer asing yang membantu pencarian korban AirsAsia QZ8501 di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Menko Polhukam  Tedjo Edhy Purdjiatno mengaku tak khawatir. Ia meyakini, keberadaan mereka tidak akan mengancam pertahanan negara. “Tidak khawatir karena mereka kan di dalam kendali Basarnas,” kata Tedjo.

Justru, lanjut Tedjo, Indonesia harusnya mengapreasiasi kehadiran militer asing yang datang dengan membawa misi kemanusiaan untuk membantu pemerintah mencari korban pesawat AirAsia QZ 8501. Apalagi, mereka datang dengan membawa peralatan pencarian yang lebih canggih.

“Peralatan yang mereka punyai lebih canggih, ya kita terima kasih. Tidak ada kaitannya dengan pertahanan,” ucap Tedjo.

Seperti diketahui, sejumlah negara ikut turun tangan untuk membantu Basarnas melakukan pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang. Negara-negara yang sudah datang ke Indonesia yakni Singapura, Malaysia, Australia, Rusia, Amerika Serikat, dan Korea Selatan. Masing-masing negara membawa peralatan pencarian sendiri, ada yang membawa helikopter, kapal laut, dan pesawat amfibi.

Hingga hari ke-10, pencarian korban dan bangkai pesawat masih terus dilakukan. Sejauh ini, ada 37 jenazah yang berhasil ditemukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×