Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. World Bank baru saja merilis laporan kuartalan kondisi ekonomi Indonesia. Laporan tersebut fokus pada pentingnya upaya meningkatkan investasi langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dan ekspor.
Menanggapi hal tersebut, Bhima Yudhistira, ekonom Indef mengatakan perlunya perbaikan pada kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EoDB).
"EoDB itu yang harus terus dinaikkan," ungkap Bhima saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (14/12).
Bhima merinci indikator yang perlu segera diperbaiki yaitu paying tax, trading accross border, dan dealing with construction permit. "Tiga komponen itu yang urgent," imbuhnya.
Di sisi lain hal yang perlu dibenahi juga menyangkut sinkronisasi izin daerah dan pusat, pembebasan lahan yang butuh waktu lama, infrastruktur dasar di kawasan industri belum memadai, dan harga energi untuk industri tergolong mahal.
"Harus pendekatan yang lebih struktural. Perhatian pemerintah terkait industrialisasi sangat minim. Sehingga investor yang masuk ke manufaktur pun porsinya cenderung turun," jelasnya.
Menurutnya, permasalahan tidak sesimpel membuka kepemilikan asing. Tahun 2016, daftar negatif investasi (DNI) sudah pernah direvisi tapi tidak banyak perusahaan asing yang masuk paska revisi DNI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News