Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Wakil Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar Aziz menilai, tak ada yang istimewa dalam Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyampaikan keterangan pemerintah atas RUU tentang APBN tahun anggaran 2014.
Bahkan, Harry menganggap, isi pidato SBY justru tidak sesuai dengan janjinya saat mencalonkan diri sebagai calon Presiden di tahun 2009 lalu.
Ketika itu, SBY menjanjikan Indonesia akan mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 7%. "Nyatanya, tadi Presiden SBY mengatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi hanya 6,4%. Jadi dia tidak menepati janjinya," kata Harry pada KONTAN di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jumat (16/8).
Politisi Golkar tersebut mengaku kecewa, mengingat dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN 2014, dirinya sudah mengusulkan range asumsi pertumbuhan ekonomi berkisar dari 6,4-7%.
Hal ini penting agar Presiden bisa memenuhi janjinya. "Tapi, kenyataannya pertumbuhan justru dipatok pesimistis seperti ini," jelas Harry.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah akhirnya hanya mengusulkan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4%. Menurut SBY, ini adalah target yang realistis mengingat kondisi ekonomi global yang masih belum menunjukkan ketidakpastian.
Itu misalnya, rencana kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat untuk mengurangi ekspansi moneternya atau tappering off quantitative easing policy. Akibatnya, terjadi gejolak nilai tukar dan pasar keuangan di emerging markets, termasuk Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News