kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target Penurunan Stunting di 2024 Sulit Dicapai, Ini Upaya Yang Dilakukan Pemerintah


Senin, 05 Juni 2023 / 17:45 WIB
Target Penurunan Stunting di 2024 Sulit Dicapai, Ini Upaya Yang Dilakukan Pemerintah
ILUSTRASI.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah menargetkan penurunan stunting pada balita sebesar 14% pada 2024 mendatang. Akan tetapi angka tersebut diakui sulit tercapai lantaran pada 2022 saja capaiannya baru sebesar 21,6%.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, meski sulit dicapai, namun progress penurunan angka stunting saat ini sudah terjadi di 12 provinsi prioritas.

Penurunan terbesar di antaranya Kalimantan Selatan, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Di samping itu, kenaikan angka stunting terjadi di Sulawesi Barat dan Nusa tenggara Barat (NTB).

Baca Juga: Anggaran Kementerian PUPR pada 2024 Jadi yang Terbesar dari Seluruh K/L

“Stunting penurunannya adalah di 12 provinsi prioritas yang dilajukan secara gotong royong di semua Kementerian/Lembaga,” tutur Suharso saat melakukan rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (5/6).

Meski target penurunan stunting sulit dicapai pada tahun depan, Suharso mengatakan pemerintah tetap akan melakukan berbagai upaya.

Di antaranya, melakukan pendampingan keluarga oleh tim pendamping keluarga (TPK) di desa, perluasan cakupan penyediaan makanan tambahan ibu hamil kurang energi kronis (PMT Bumil KEK) dan balita kurus.

Selanjutnya, melakukan perluasan cakupan imunisasi dasar lengkap, dan penguatan kualitas data surveilans (E-PPGBM) mulai dari unit pelayanan kesehatan terkecil seperti Posyandu.  

Baca Juga: Perkuat Instrumen Ketahanan Pangan, Bapanas Terbitkan Beleid Pola Pangan Harapan

“Imunisasi dasar lengkap itu ada hubungannya secara linier dengan potensi terkena stunting. Jadi paling tidak mereka bayi-bayi yang bisa memperoleh IDL dengan baik, terhindar lebih besar dibandingkan dengan yang tidak,” imbuh Suharso. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×