kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.854   54,00   0,32%
  • IDX 6.662   48,89   0,74%
  • KOMPAS100 962   9,64   1,01%
  • LQ45 749   7,37   0,99%
  • ISSI 212   1,44   0,69%
  • IDX30 390   3,86   1,00%
  • IDXHIDIV20 469   3,94   0,85%
  • IDX80 109   1,18   1,09%
  • IDXV30 115   1,41   1,24%
  • IDXQ30 128   1,22   0,97%

Target Penurunan Stunting 14% pada 2024 Optimistis Tercapai


Selasa, 10 Oktober 2023 / 06:30 WIB
Target Penurunan Stunting 14% pada 2024 Optimistis Tercapai


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Tahun 2024, Pemerintah optimistis dapat mencapai target penurunan stunting 14%.

Berdasarkan Surveri Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting nasional pada tahun 2022 sebesar 21,6, untuk mencapai target 14%, maka pemerintah menargetkan untuk dapat menurunkan prevalensi stunting 3,8% per tahunnya sampai tahun 2024.

"Kita harus optimis bahwa target prevalensi stunting 14% pada 2024 akan tercapai, dengan target penurunan sebesar 3,8% per tahunnya," ujar Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Satya Sananugraha dalam keterangannya, Sabtu (7/10).

Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selaku Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting Pusat Hasto Wardoyo mengatakan angka sebesar 14% tersebut masih bisa tercapai.

Baca Juga: Kepala Bappenas Sebut Perhitungan Stunting di Sejumlah Daerah Sering Keliru

Hal ini didasari oleh tren penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia sejak 2013 hingga saat ini yang masih cukup baik. Misalnya saja dari tahun 2013-2018 rata-rata penurunan stunting sebesar 1,3% per tahun . Kemudian, prevalensi stunting pada 2017 juga mengalami penurunan sebesar 1,3%.

Sementara itu, Hasto menyebut, pada tahun 2021-2022 penurunan prevalensi stunting mencapai 2,8% per tahun. Padahal, pada saat itu Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 belum diimplementasikan secara maksimal.

"Saya optimis kalau nanti menyentuh 14%," kata Hasto dalam Konferensi Pers Rakortek Percepatan Penurunan Stunting 2023, Kamis (5/10).

Kendati begitu, ia mengakui bahwa saat ini masih ada beberapa provinsi yang justru mengalami kenaikan angka prevalensi stunting, padahal secara nasional angkanya terus menurun. Sebut saja Nusa Tenggara Barat (NTB), Papua dan Sumatera Barat.

Baca Juga: Sukses Turunkan Stunting, Kemenkeu Beri Insentif Fiskal Rp 1,68 Triliun ke Pemda

"Makanya kita genjot betul provinsi-provinsi prioritas ini, termasuk sebetulnya Sumatera Barat menjadi daerah yang perlu diperhatikan karena penurunannya kurang signifikan," terangnya.

Sebaliknya, ada juga provinsi yang penurunan angka prevalensi stuntingnya sangat baik seperti Sumatera Selatan yakni mencapai 6%. Selain itu, menurutnya banyak juga kabupaten/kota yang penurunan angka prevalensinya sangat signifikan seperti Semarang 10% dan Surabaya 15%.

“Sebetulnya kunci mengatasi stunting itu makanan yang mengandung protein hewani, terutama yang mengandung DHA Omega Tiga, seperti telur dan ikan,” imbuh Hasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×