Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menaikkan target pengurangan emisi karbon dari sebelumnya 29% menjadi 31,89% dengan usaha sendiri pada tahun 2030 mendatang.
Indonesia melalui Presidensi G20 juga telah mengajak seluruh negara anggota G20 untuk menghasilkan solusi global atas permasalahan krisis energi dengan menjadikan transisi energi sebagai salah satu isu prioritas dalam upaya mengurangi emisi karbon.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, isu krisis energi harus ditangani tanpa mengorbankan proses transisi energi. Ia bilang, transisi energi harus dilakukan secara adil, terjangkau, dan dapat diakses oleh semua orang.
"Indonesia memiliki komitmen untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat dan target tersebut tidak boleh tergelincir," ujar Airlangga dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (4/11).
Baca Juga: Jokowi Terima Delegasi Boeing International, Ini yang Dibahas
Untuk mendukung komitmen tersebut, Indonesia baru-baru ini mendeklarasikan target penurunan emisi. Dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) terbaru, Indonesia menaikkan target pengurangan emisi menjadi 31,89% di tahun 2030 mendatang dengan target dukungan internasional sebesar 43,20%
Sejalan dengan rencana transisi energi bersih, sektor industri perlu inovatif dalam akuisisi teknologi dan inevstasi. Dengan investasi dan teknologi yang tepat, Indonesia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghindari kelaparan, anomali cuaca, serta tenggelamnya pulau di Indonesia maupun di pasifik.
Pemerintah menyadari bahwa energi mendorong perekonomian dan oleh karena itu, transisi energi harus fokus pada pengurangan intensistas karbon dan memberi manfaat bagi setiap rumah tangga. Mendukung hal tersebut, pemerintah juga telah menyiapkan beberapa skema, termasuk di bidang carbon pricing dan carbon trading. Selain itu, investasi hijau juga terbukti lebih menarik baik di pasar modal maupun branding publik.
"Hanya ada satu kunci untuk memastikan keberhasilan transisi energi, yaitu kerja sama dan kemitraan. Publik, swasta, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus memiliki andil dalam proyek ini," katanya.
Staff Khusus Menteri Keuangan Masyita Crystallin mengatakan hal yang sama. Ia bilang, Indonesia berkomitmen dalam menangani perubahan iklim, salah satu komitmen utamanya adalah dengan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Sebelumnya Indonesia memiliki target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29% secara mandiri, dan 41% dengan bantuan internasional. Namun, Indonesia baru saja meningkatkan targetnya menjadi 31,89% secara mandiri dan 43,20% dengan bantuan internasional.
"Selain meningkatkan target, Indonesia turut mengembangkan kebijakan nasional, kebijakan adaptasi perubahan iklim, dan kerangka transparansi. Dengan penguatan komitmen, kebijakan, kelembagaan, dan faktor pendukung, Indonesia akan lebih mampu mengatasi perubahan iklim," tulis Masyita dalam unggahan di instagram pribadinya @masyita.crystallin, Jumat (4/11).
Baca Juga: KADIN Sebut B20 Indonesia Punya Legacy Program dan Daya Tarik Investasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News