kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,99   -29,74   -3.21%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target penurunan angka kemiskinan hingga 6,5% pada 2024 dinilai tak realistis


Selasa, 11 Februari 2020 / 17:24 WIB
Target penurunan angka kemiskinan hingga 6,5% pada 2024 dinilai tak realistis
ILUSTRASI. Warga berjalan di dekat kali yang dipenuhi sampah di Jln. Jati Bunder, Kel. Kebon Melati, Kec. Tanah Abang, Jakarta Pusat , Selasa (5/9/2017).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

"Dengan bansos dan pemberian kartu-kartu mungkin akan mengangkat masyarakat kategori miskin ke rentan miskin, tetapi tidak sustain. Ini memperbaiki  statistik saja, realitasnya masih banyak yang miskin," tutur Faisal.

Menurut Faisal, akan lebih baik bila pemerintah fokus pada penciptaan lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan. Namun, lapangan kerja tersebut pun harus sesuai dengan kemampuan dan keterampilan masyrakat dengan kategori miskin.

Baca Juga: Strategi pemerintah turunkan kemiskinan hingga 6,5% pada 2024

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengakui dalam pengentasan kemiskinan, pemerintah perlu melakukan evaluasi kebiajakn lantaran banyak kebijakan tersebut yang dianggap yang tak tepat sasaran. Hal ini disebabkan tidak adanya kesatuan data.

Faisal berpendapat, dengan adanya Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) saat ini, data kemiskinan sudah semakin valid. Namun, dia juga tak menampik bahwa data kemiskinan bersifat dinamis. Karena itu, dibutuhkan pembaharuan data dengan frekuensi reguler. Pembaharuan data ini pun sangat bergantung dengan kerja sama dengan daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×