Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pertemuan Perdana Menteri Tanzania Mizingo Pinda dengan Menteri Pertanian Indonesia Anton Apriyantono pada Rabu (9/9) di Jakarta itu, rupanya membawa manfaat bagi kedua negara. Dalam pertemuan itu, Tanzania ingin meningkatkan kembali hubungan dengan Indonesia dalam bentuk investasi.
Perdana Menteri Mizingo berharap, Indonesia mau melakukan investasi di Tanzania mengingat potensi Tanzania cukup besar sebagai ladang investasi. "Kami mengundang swasta dari Indonesia untuk berinvestasi di negara kami untuk pertanian," ujar Mizingo.
Apalagi, menurutnya, Indonesia sudah memiliki pengalaman yang cukup untuk membangun industri pertanian. Menurut Mizingo, Tanzania memiliki sumber-sumber alam yang bisa dimanfaatkan seperti Uranium, Infrastruktur, irigasi, konstruksi dan listrik.
Sementara itu, Menteri Pertanian, Anton Apriyantono mengatakan, selama ini Indonesia sudah memberikan bantuan kepada Tanzania berupa tenaga ahli dan kegiatan penyuluhan. Bahkan Indonesia sudah memberikan bantuan alat mesin pertanian berupa traktor tangan bagi petani Tanzania, sekaligus sebagai upaya promosi alat mesin pertanian Indonesia di kawasan Afrika yang merupakan pasar alternatif.
Bahkan, Pemerintah Indonesia melalui Deptan, sudah mengirimkan tenaga ahli untuk memberikan pelatihan kepada petani Tanzania serta pertukaran hasil litbang pertanian. "Mereka (Tanzania) akan memberikan insentif tapi itu masih dalam pembicaraan. Pemerintah hanya sebagai fasilitator sedangkan investasinya kan b to b," tutur dia.
Selain itu juga, menurut Anton, Indonesia sedang menjajaki untuk melakukan investasi di bidang kelapa sawit. "Karena mereka memiliki lahan yang potensi untuk ditanami sawit," ujar Anton.
Tanzania memiliki lahan perkebunan kelapa sawit yang sangat luas yakni mencapai 59 juta hektar (ha) selain itu iklimnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia sehingga layak dipertimbangkan untuk investasi.
Apalagi, permintaan dunia terhadap minyak sawit akan semakin meningkat sehingga pasokannya tidak hanya dari produksi dalam negeri namun juga dari negara Afrika yang mana Indonesia memiliki saham di dalamnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













