Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan
KONTAN.CO.ID - Tanri Abeng, mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN meninggal dunia dalam usia 82 tahun. Tanri Abeng mengembuskan nafas terakhir pada Minggu (23/6/2024) pukul 02:39 WIB setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Medistra Jakarta. Jenazah akan disemayamkan di rumah duka Jl. Simpruk Golf XIII Jakarta Selatan
Tanri Abeng merupakan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN pada Kabinet Pembangunan VII di era Presiden Soeharto. Dia pun melanjutkan jabatannya pada Kabinet Reformasi yang dipimpin Presiden BJ Habibie.
Sebelum menduduki jabatan terakhir sebagai Komisaris Utama Bio Farma, pria kelahiran Selayar, 7 Maret 1942, itu juga sempat menjadi Komisari Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. dan Komisari Utama PT Pertamina (Persero).
Toto Pranoto, Associate Director BUMN Research Group (BRG) Lembaga Management Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia memiliki kesan sendiri terhadap almarhum. Tanri Abeng adalah sosok yang memberikan fondasi bagi pengelolaan BUMN yang lebih modern di Indonesia.
"Dia adalah konseptor yang membuat masterplan pengelolaan BUMN Indonesia di tahun 2000 dan menjadi cikal bakal pembentukan Holding Company BUMN. Gagasannya terus dipakai sampai dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)," katanya kepada KONTAN, hari ini.
Menurut Toto, sebagai Menteri BUMN pertama, langkah besar dalam penyelamatan BUMN sakit seperti Garuda Indonesia dilakukan dengan cukup sistematis oleh Tanri Abeng. Demikian pula rancangan awal dalam ide merger empat bank pemerintah menjadi satu, yakni Bank Mandiri telah didiskusikan pada masa Tanri Abeng.
"Sayang periode dia yang pendek sebagai Menteri BUMN dibawah Presiden BJ Habibie membuat kesempatan bagi beliau dalam eksekusi masterplan BUMN menjadi sangat terbatas," ungkapnya.
Toto pun bercerita, dalam kesempatan diskusi dirinnya dengan Tanri Abeng, pernah disampaikan bahwa suatu saat dia pernah dipanggil oleh Perdana Menteri Malaysia Mahatir Muhammad pada sekitar awal 2000 untuk diminta sharing tentang pengelolaan BUMN di Indonesia.
"Hasil diskusi Tanri Abeng dengan PM Malaysia ini mungkin menjadi salah satu input keputusan Pemerintah Malaysia membentuk superholding Khazanah di tahun 2003," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News