Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Permata memprediksi Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI minggu ini, Rabu (18/3) hingga Kamis (19/3).
"Ini mempertimbangkan risiko global yang meningkat sehingga berpotensi memberikan tekanan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 akibat pandemik Covid-19 dan mempertimbangkan ketidakpastian global yang masih terjadi," jelas Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan.co.id, Selasa (17/3).
Baca Juga: Risiko masih tinggi, CDS Indonesia berpotensi melanjutkan kenaikan
Tekanan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia ini bisa dilihat dari revisi pertumbuhan ekonomi yang dilakukan BI dalam RDG bulan lalu. Sebelumnya, BI memperkirakan pertumbuhan bisa di level 5,1% - 5,5%. Kini, BI memperkirakan pertumbuhan di kisaran 5,0% - 5,4%.
Bahkan, BI juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun ini bisa berada di bawah 5% akibat sektor-sektor penopang pertumbuhan ekonomi domestik yang tergerogoti oleh wabah, seperti pariwisata, perdagangan, serta investasi.
Selain itu, Josua melihat langkah penurunan suku bunga acuan ini juga didasari kebijakan dovish bank sentral di negara-negara maju dan berkembang. Kebijakan ini ditempuh karena bank-bank sentral tersebut melihat bahwa wabah ini mampu menekan pertumbuhan ekonomi negara mereka dan global.
Seperti contohnya, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed yang telah menurunkan suku bunga acuannya, sehingga Fed Funds Rate berada dalam kisaran 0,00% - 0,25% di bulan ini.
Baca Juga: Ekonom UOB proyeksi BI pangkas suku bunga lagi 50 bps
Ada juga Bank sentral Inggris, Bank of England (BoE) yang juga menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 bps ke level 0,25%, serta beberapa negara lain seperti bank sentral New Zealand yang memangkas suku bunga acuan 75 bps menjadi 0,25%, dan bank sentral Korea yang menurunkan suku bunga acuannya sebesar 50 bps menjadi 0,75%.