Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus korupsi Jiwasraya terus bergulir. Kali ini Kejaksaan Agung (Kejagung) mengajukan kasasi karena tidak puas dengan vonis banding yang dijatuhkan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta terhadap enam terdakwa kasus Jiwasraya.
"Tim Jaksa Penuntut Umum Direktorat Penuntutan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus dan Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat pada hari Senin, 8 Maret 2021 telah mengajukan upaya hukum kasasi terhadap enam berkas perkara tidak pidana korupsi Jiwasraya," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Leonard Eben Ezer Simanjuntak dalam keterangan resmi, Senin (15/3).
Menurut Leonard, upaya hukum kasasi dilakukan jaksa penuntut umum terhadap enam terdakwa kasus Jiwasraya yaitu Hendrisman Rahim, Hary Prasetyo, Heru Hidayat, Syahmirwan, Joko Hartono Tirto dan Benny Tjokrosaputro.
Baca Juga: Jiwasraya menargetkan restrukturisasi polis rampung Mei 2021
Sebelumnya, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta membatalkan vonis seumur hidup tiga mantan pejabat Jiwasraya setelah upaya banding mereka diterima. Mereka adalah Hendrisman Rahim, Hary Prasetyo dan Syahmirwan.
Hendrisman merupakan Direktur Utama Jiwasraya 2008 - 2018. Sedangkan Hary adalah Direktur Keuangan Jiwasraya periode 2013 -2018. Sementara Syahmirwan menjabat sebagai Kepala Divisi Investasi dan Keuangan Jiwasraya tahun 2008 - 2014.
Dalam berkas putusan, pengadilan membatalkan vonis seumur hidup terhadap ketiganya. Hukuman Hendrisman dan Harry turun menjadi 20 tahun penjara. Sementara vonis Syahmirwan menjadi 18 tahun bui. Namun mereka tetap dinyatakan bersalah dalam kasus Jiwasraya.
"Menyatakan terdakwa tersebut telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah karena melakukan tindakan korupsi secara bersama - sama," isi putusan hakim Pengadilan Tinggi DKI dari laman Mahkamah Agung (MA).
Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Bawa Wanaartha Life ke Arbitrase, Tagih Dana Saving Plan
Selain itu, ketiganya dikenakan denda sebesar Rp 1 miliar. Jika denda tidak dibayar, maka diganti pidana penjara selama empat bulan bagi Hendrisman dan Syahmirwan. Sedangkan Hary harus mengganti masa tahanan selama enam bulan.
Kuasa Hukum Hedrisman Maqdir Ismail juga berencana mengajukan kasasi untuk mendapatkan putusan yang adil. Diharapkan kliennya bisa dibebaskan karena ia tidak melihat dan menemukan adanya kesengajaan untuk merugikan negara.
"Jangan lupa waktu Pak Hendrisman masuk, Jiwasraya sudah mengalami insolven Rp 6,7 triliun. Berarti sudah ada kerugian negara sebelum dia menjabat sebagai direksi. Dengan keadaan sekarang hal ini justru dibebankan kepada Pak Hendrisman," terangnya.