kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.871   68,00   0,43%
  • IDX 7.147   -14,46   -0,20%
  • KOMPAS100 1.093   -1,18   -0,11%
  • LQ45 868   -4,12   -0,47%
  • ISSI 217   0,73   0,34%
  • IDX30 444   -2,73   -0,61%
  • IDXHIDIV20 535   -4,97   -0,92%
  • IDX80 125   -0,13   -0,10%
  • IDXV30 135   -1,16   -0,85%
  • IDXQ30 148   -1,31   -0,88%

Tak Cuma Melambatnya Ekonomi China, Ini Sejumlah Risiko yang Diwaspadai Pemerintah


Kamis, 21 September 2023 / 15:01 WIB
Tak Cuma Melambatnya Ekonomi China, Ini Sejumlah Risiko yang Diwaspadai Pemerintah
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan terus mewaspadai risiko ekonomi yang akan terjadi, termasuk tren melambatnya perekonomian China.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Indonesia makin membaik. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan terus mewaspadai risiko ekonomi yang akan terjadi, termasuk tren melambatnya perekonomian China.

Apalagi, China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Sehingga jika perekonomian China terganggu, maka dampaknya akan terasa ke Tanah Air.

“China yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi prospek ekonomi global yang secara tidak langsung akan berdampak pada perekonomian Indonesia,” tutur Sri Mulyani pada Rapat Paripurna ke-6 Masa Persidangan I 2023-2024, Kamis (21/9).

Dia mengungkapkan, saat ini perekonomian domestik menunjukkan konsistensi pemulihan yang solid, namun kita tetap harus waspada terhadap gejolak perekonomian global.

Tensi geopolitik yang berkepanjangan telah menyebabkan terjadinya fragmentasi yang akan mempersempit ruang gerak hubungan antarnegara.

Selain itu, pertumbuhan volume perdagangan dunia tahun 2023 diperkirakan sebesar 2,0%, menurun signifikan jika dibandingkan kondisi tahun 2022 yang tumbuh 5,2%.

Adapun perkembangan terkini menunjukkan masih tingginya risiko dan ketidakpastian global. Meskipun mengalami moderasi, tekanan inflasi masih cukup tinggi, bahkan mulai menunjukkan tanda-tanda peningkatan kembali seiring dengan meningkatnya harga minyak dunia (too high for too long).

Akibatnya, suku bunga internasional diperkirakan akan bertahan pada level yang tinggi dalam waktu yang lama, higher for longer, yang berimplikasi pada tingginya cost of fund dan volatilitas di pasar keuangan global.

Baca Juga: BI Pertahankan Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Global 2023

Fluktuasi harga komoditas juga masih memberikan risiko ketidakpastian. Dalam penyampaian Laporan Pelaksanaan APBN Semester I Tahun 2023 pada bulan Juli, harga minyak dunia sudah bergerak di kisaran US$ 70 per barel.

“Namun dalam seminggu terakhir ini harga minyak dunia sudah kembali bertengger di atas US$ 90 per barel,” kata Sri Mulyani.

Lebih lanjut, harga batubara dan gas juga kembali meningkat masingmasing mencapai US$ 161/ton serta US$ 2,8/MMBtu. Hal ini tentunya akan mendorong kenaikan inflasi di berbagai negara dan akan mendorong suku bunga bertahan di level yang tinggi.

Selama tahun 2023, nilai tukar mata uang berbagai negara terhadap dolar AS mengalami koreksi yang sangat tajam. Yen Jepang telah mengalami depresiasi 11,8%, renminbi China mengalami depresiasi 5,7%, dan lira Turki mengalami depresiasi 43,6%.

Demikian juga yang terjadi dengan negara-negara tetangga kita, ringgit Malaysia terdepresiasi 6,1%, baht Thailand terdepresiasi 2,6%, dan peso Filipina terdepresiasi 1,7%. Dalam periode yang sama nilai tukar rupiah mengalami apresiasi sebesar 2,5%.

Neraca perdagangan Indonesia tetap surplus dalam 40 bulan berturut-turut, namun terjadi penurunan pertumbuhan ekspor yang cukup tajam.

“Hal ini perlu diwaspadai mengingat indeks PMI manufaktur di beberapa negara besar seperti Amerika, Kanada, dan Eropa masih berada dalam jalur kontraksi,” imbuh Sri Mulyani.

Baca Juga: BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×