Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi
Keempat, meningkatkan transaksi nontunai dalam agenda Gerakan Nasinal Nontunai (GNNT). Terakhir, bantuan ini bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama usaha mikro dan kecil di bidang perdagangan.
Instrumen pembayaran yang digunakan sebagai media penyaluran dana bantuan sosial program sembako menggunakan kartu keluarga sejahtera (KKS), sehingga pada saat pemanfaatan bantuan sedang berlangsung, kartu ini wajib dibawa oleh KPM. KKS dari bank penyalur juga dilengkapi dengan PIN sebanyak enam digit.
Baca Juga: Pembangunan infrastruktur diharapkan dongkrak bisnis karoseri di 2020
Selanjutnya, Kemensos mengalokasikan pagu Program Sembako di tahun 2020 senilai Rp 28,08 triliun dengan rencana pelaksanaan senilai Rp 27,36 triliun.
Adapun target KPM yang dibidik oleh Kemensos di tahun ini ada sebanyak 15,2 juta KPM. Di dalam pagu tersebut, ada efisiensi anggaran bansos Sembako yang tercatat sebesar Rp 720 miliar.
Andi menjelaskan, jumlah tersebut berasal dari adanya pengurangan target KPM. Lebih lanjut ia bilang, sejak awal jumlah KPM yang ditargetkan dan dianggarkan oleh Kemensos berjumlah 15,6 juta keluarga.
"Namun, mulai bulan September 2019 di mana tidak ada lagi program beras untuk keluarga sejahtera (rastra), semuanya berganti menjadi BPNT atau program sembako. Jadi otomatis semakin ketat pembagian dan cara penyalurannya di mana mereka harus buat rekening bank," ungkapnya.
Berdasarkan data di bulan Desember 2019, ada sebanyak 15.080.130 KPM yang menerima bantuan dari program BPNT. Jumlah tersebut lebih sedikit bila dibandingkan dengan target di tahun 2019, yaitu sebanyak 15.600.000 KPM.
Baca Juga: Menurut FDM, ini kunci untuk Indonesia maju di era digital
Oleh karena itu, Andi bilang, pihaknya memutuskan bahwa target penerima bantuan di tahun 2020 dibidik sebanyak 15.200.000. Dengan kata lain, terdapat efisiensi atau optimalisasi sebanyak 400 KPM yang nilainya setara dengan Rp720.000.000.
"Jadi hal yang membuat kenapa (target KPM) turun, bahwa memang ada penurunan jumlah karena pembagian rastra dan BPNT tidak seperti dulu lagi. Ini juga salah satu bukti bahwa semakin tepat sasaran," kata Andi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News