Sumber: TribunNews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dinas Binamarga Provinsi Jawa Barat memasukkan proyek lima jalan lingkar di Jawa Barat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Barat. Jika tak ada aral melintang, kelima proyek jalan lingkar itu akan mulai dibangun pada 2014.
Menurut Kepala Dinas Binamarga Provinsi Jawa Barat, Guntoro, kelima jalan lingkar itu rencananya akan dibangun di wilayah Sukabumi, Cirebon, Purwakarta-Cariung (Cianjur), Tasikmalaya, dan Ciamis.
"Sejumlah daerah itu memiliki kepadatan arus lalulintas yang cukup tinggi. Daerah tersebut juga dilewati jalan nasional dan provinsi sehingga arus lalulintasnya semakin padat. Untuk itu kami berencana membangun jalan lingkar agar kendaraan tidak perlu masuk ke pusat kota sehingga dampaknya bisa mengurai kemacetan di daerah setempat," kata Guntoro di Bandung, Senin (16/12/2013).
Guntoro mengatakan pembangunan jalan lingkar itu membutuhkan anggaran yang cukup besar, mulai dari perencanaan hingga finishing. Namun hal ini perlu ditempuh agar mampu mengurai kemacetan arus lalulintas.
"Untuk membangun jalan selama ini kami bekerjasama dengan Kementerian PU dan upaya pembangunan jalan itu berhasil dengan baik. Beberapa contohnya seperti proyek jalan lingkar Nagreg, Pangalengan-Rancabuaya, Ciwidey-Balonggede-Cidaun, dan Palabuhan Ratu-Pangandaran (Poros Selatan)," kata Guntoro.
Menurut Guntoro, perencanaan pembangunan jalan lingkar telah dilakukan secara matang. Proyek ini diharapkan bisa efektif dalam mengurai kemacetan. Contohnya di jalur Plered- Cirebon yang memiliki tingkat kepadatan paling tinggi tingkat nasional.
Di jalur tersebut, kata Guntoro, terdapat beberapa pasar, lokasi wisata, mal, sarana pendidikan dan lainnya. Seiring dengan perkembangan Kota Cirebon yang semakin maju, membuat volume kendaraan pun semakin tinggi.
"Dahulu jalur ini dikenal paling padat tingkat nasional. Setelah ada jalan tol Palimanan- Kanci kemacetan bisa terurai. Namun seiring perkembangan ternyata volume kendaraan juga meningkat sehingga kepadatan kembali terjadi. Melihat kebutuhan masyarakat, kami pun membuat terobosan untuk membuat jalan lingkar," katanya.
Apalagi di Cirebon, ujar Guntoro, menjadi pertemuan beberapa kota di Jabar dan Jateng. Selain tentunya menjadi jalur penghubung jalan nasional dari Jakarta-Semarang. Cirebon menjadi kota jasa perdagangan, pendidikan dan pariwisata yang sangat berkembang.
"Kondisi inilah yang membuat arus lalulintas di Kota Cirebon semakin padat. Maka jalan lingkar menjadi salah satu solusi agar masyarakat tetap bisa melakukan aktivitasnya secara lancar," ujarnya. (Tribun Jabar/san)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News