kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Tahun depan, pemerintah prioritaskan penerbitan SBN euro dan yen


Selasa, 11 September 2018 / 17:39 WIB
Tahun depan, pemerintah prioritaskan penerbitan SBN euro dan yen
ILUSTRASI. Berbagai mata uang atau Forex - ilustrasi utang luar negeri


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Apabila pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih akan berlanjut hingga tahun depan, pemerintah akan mengutamakan SBN valas berdenominasi euro dan yen.

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Scenaider Siahaan, hal ini dilakukan untuk memitigasi risiko di pasar supaya lebih rendah.

“Kami ikuti dulu perkembangannya bagaimana. Seperti samurai dan euro (akan lebih diutamakan),” kata Scenaider di Gedung DPR RI, Senin (11/9).

Meski begitu, ia mengatakan, strategi pembiayaan pada tahun depan masih akan fokus pada pembiayaan yang bersumber dari dalam negeri atau domestik. Sebab, hawa-hawanya, nilai tukar rupiah masih akan bergejolak tahun depan, Adapun hal ini dilakukan untuk antisipasi risiko kenaikan suku bunga acuan The Fed.

"Jadi, kalau sekarang total SBN valas ada 20%, mungkin tahun depan akan sama, tidak berubah," ujarnya.

Selain itu, kemungkinan pada tahun depan pemerintah juga akan menggunakan strategi front loading untuk penerbitan SBN valas. Dengan demikian, semua penerbitan SBN valas akan dilakukan pada semester I.

“Biasanya front loading, tapi nanti lihat market. Biasanya awal tahun (market) tenang,” katanya.

Dalam RAPBN 2019, defisit APBN diperkirakan di angka 1,84% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau lebih kecil dari outlook tahun ini yang sebesar 2,12%. Defisit itu harus ditutupi dengan pembiayaan yang ditargetkan sebesar Rp 297,1 triliun. Adapun, porsi SBN neto dalam RAPBN 2019 ditargetkan sebesar Rp 386,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×