kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tahun depan, pemerintah prioritaskan penerbitan SBN euro dan yen


Selasa, 11 September 2018 / 17:39 WIB
Tahun depan, pemerintah prioritaskan penerbitan SBN euro dan yen
ILUSTRASI. Berbagai mata uang atau Forex - ilustrasi utang luar negeri


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Apabila pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih akan berlanjut hingga tahun depan, pemerintah akan mengutamakan SBN valas berdenominasi euro dan yen.

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Scenaider Siahaan, hal ini dilakukan untuk memitigasi risiko di pasar supaya lebih rendah.

“Kami ikuti dulu perkembangannya bagaimana. Seperti samurai dan euro (akan lebih diutamakan),” kata Scenaider di Gedung DPR RI, Senin (11/9).

Meski begitu, ia mengatakan, strategi pembiayaan pada tahun depan masih akan fokus pada pembiayaan yang bersumber dari dalam negeri atau domestik. Sebab, hawa-hawanya, nilai tukar rupiah masih akan bergejolak tahun depan, Adapun hal ini dilakukan untuk antisipasi risiko kenaikan suku bunga acuan The Fed.

"Jadi, kalau sekarang total SBN valas ada 20%, mungkin tahun depan akan sama, tidak berubah," ujarnya.

Selain itu, kemungkinan pada tahun depan pemerintah juga akan menggunakan strategi front loading untuk penerbitan SBN valas. Dengan demikian, semua penerbitan SBN valas akan dilakukan pada semester I.

“Biasanya front loading, tapi nanti lihat market. Biasanya awal tahun (market) tenang,” katanya.

Dalam RAPBN 2019, defisit APBN diperkirakan di angka 1,84% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau lebih kecil dari outlook tahun ini yang sebesar 2,12%. Defisit itu harus ditutupi dengan pembiayaan yang ditargetkan sebesar Rp 297,1 triliun. Adapun, porsi SBN neto dalam RAPBN 2019 ditargetkan sebesar Rp 386,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×