Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Edy Can
JAKARTA. Berbeda dengan tahun sebelumnya, petani tak lagi memperoleh benih secara gratis dari pemerintah tahun ini. Kali ini, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan baru dengan memberikan benih bersubsidi.
Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Bambang Budianto mengatakan, kebijakan menghapus pemberian benih gratis bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berwirausaha petani. "Penerapan sistem benih subsidi diharapkan akan mampu mendorong petani untuk berusaha sehingga mampu meningkatkan kapasitas produksi tahun ini," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (17/1).
Bambang mengakui selama ini pemberian benih secara gratis sering disalahgunakan oleh beberapa pihak. Selain itu, dia bilang pemberian benih gratis juga memberikan efek yang tidak baik kepada petani. "Selama ini ketika benih diberikan gratis banyak yang tidak dimanfaatkan secara maksimal, sehingga terbuang percuma," katanya.
Dengan kebijakan baru, pemerintah akan memberi subsisi rata-rata sebesar 75% dari harga benih. Sehingga, petani akan membayar sebesar porsi 25% atau setara nilai Rp 2.000 per kilogram (kg) dengan asumsi harga benih sebesar Rp 8.000 per-kg.
Total anggaran yang telah disiapkan pemerintah untuk benih subsidi selama tahun 2013 sebesar Rp 1,454 triliun. Anggaran subsidi ini akan digunakan untuk berbagai jenis benih.
Pada tahun ini, pemerintah akan menyiapkan benih subsidi untuk padi inbrida sebesar 120.000 ton yang mampu memenuhi 4,8 juta hektare (ha) lahan pertanian, padi hibrida 7.500 ton untuk 500.000 ha, kedelai 15.000 ton untuk 375.000 ha, jagung komposit 2.000 ton untuk 80.000 ha, jagung hibrida 7.500 ton untuk 500.000 ha.
Saat ini Kementerian Pertanian menanti keluarnya beberapa aturan dalam pemberian subsidi benih bagi petani ini. Bambang memastikan, seluruh aturan ini akan selesai akhir Januari ini. "Namun, pelaksanaan benih subsidi tetap bisa dilaksanakan melalui perusahaan BUMN di sektor tanaman pangan, dengan menggunakan dana talangan perusahaan yang diganti kemudian oleh pemerintah," ujarnya.
Pengamat Pertanian, Khudori, mengatakan, perubahan sistem benih gratis ke benih subsidi berpotensi lebih meningkatkan kesejahteraan petani. "Dengan catatan, benih harus tersedia ketika dibutuhkan petani dan jenisnya juga sesuai dengan yang diminta," katanya.
Menurut Khudori, selama ini, ketika benih dibutuhkan petani, barangnya baru datang beberapa bulan kemudian. Hal ini sangat mengganggu kegiatan petani didaerah.
Selain itu, benih yang diminta petani terkadang tidak sesuai dengan yang diterima. "Ketika petani butuh benih tahan banjir, tetapi yang diberikan tidak tahan banjir, padahal pada saat itu sedang musim hujan," ujarnya.
Karena itu, dia berharap pemerintah bisa menjamin dua poin tersebut karena petani sudah mengeluarkan uang untuk membeli benih. Jika ada kesalahan maka perusahaan yang menjual benih wajib bertanggung jawab kepada petani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News