kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tagihan pailit Petroselat bertambah


Rabu, 25 Juli 2018 / 18:13 WIB
Tagihan pailit Petroselat bertambah
ILUSTRASI. Ilustrasi Opini - Pailit, Siasat atau Juru Selamat


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beban Petroselat Ltd (dalam pailit) akan makin berat. Hal tersebut terjadi sebab adanya kreditur yang baru mendaftarkan tagihannya. Tagihan tersebut berasal dari 14 karyawan Petroselat dan dari CV Riau Bina Usaha Pertiwi.

Sejatinya pendaftaran tagihan kepada Petroselat telah ditutup, namun para kreditur baru ini disepakati untuk diterima tagihannya dalam rapat.

Kurator kepailitan Petroselat Jun Cai bilang, 14 karyawan bisa mengajukan tagihan, sebab kurator telah memberikan telah melakukan Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) kepada mereka.

"Ada 14 karyawan yang telah ditetapkan kurator untuk dilakukan proses PHK. Maka silakan para karyawan tersebut untuk mendaftarkan tagihannya," kata Jun saat rapat.

Sementara tagihan satu kreditur lainnya yaitu Riau Bina Usaha, merupakan vendor Petroselat yang menyediakan jasa penyediaan akat berat dan genset.

Jun bilang, Riau Bina Usaha mendaftarkan tagihan senilai Rp 2,137 miliar, dan US$ 20.800 US$. Namun ketika dikonfirmasi kepada Direktur Riau Bina Usaha Eli Wardana, nilainya melebihi itu.

"Yang tadi disebutkan kurator belum dihitung pajak. Kalau sudah termasuk pajak nilai tagihannya menjadi Rp 2,351 miliar, dan US$ 22.880," kata Eli kepada Kontan.co.id seusai rapat.

Eli bilang tagihan tersebut berasal dari tunggakan biaya sewa alat berat macam crane, excavator, hingga genset yang belum dibayarkan Petroselat sejak 2015. Saat ini pun, beberapa unit genset Riau Bina Usaha masih digunakan Petroselat di Blok Migas Selat Panjang.

"Tadinya ada tiga, tapi sudah kami tarik satu. Tadi juga makanya saya minta pertimbangan ke rapat, bagaimana sudah tidak dibayarkan, tapi kalau ditarik semua gelap itu aset negara," sambung Eli.

Mengingatkan, Petroselat yang merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Blok Migas Selat Panjang jatuh pailit sejak November 2017 lalu. Sementara dalam proses kepailitan ini, Petroselat punya beban senilai Rp 117,65 miliar kepada 47 kreditur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×