kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Syafii Maarif: Jangan biarkan Jokowi sendirian


Kamis, 29 Januari 2015 / 07:00 WIB
Syafii Maarif: Jangan biarkan Jokowi sendirian
ILUSTRASI. Unitlink dengan aset dasar saham China menjadi unitlink yang menghasilkan imbal hasil tertinggi selama Juli 202 (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ketua Tim Independen untuk mengatasi perseteruan Komisi Pemberantasan Korupsi dengan Kepolisian RI, Syafii Maarif, membuat pernyataan mengejutkan terkait pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Menurut Syafii Maarif, pencalonan Budi Gunawan bukan atas inisiatif presiden.

Kondisi ini, kata Syafii, bisa terjadi karena Jokowi diusung oleh partai politik, tetapi bukan tokoh partai. Meski dipilih oleh rakyat, Syafii menyebut tekanan terbesar yang dipilih Jokowi didapat dari partai. Karena itu mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini meminta Jokowi tetap berpihak kepada rakyat.

"Dia memang diusung partai, tetapi dia dipilih rakyat. Utamakan rakyat itu kan paling bagus. Kalau rakyat bela Presiden, koalisi enggak akan banyak (aksi)," kata Syafii, Rabu (28/1).

Sekedar kilas balik dari pernyataan Syafii, Joko Widodo memang terpilih menjadi presiden atas dukungan besar yang diberikan para relawan. Meski pasangan Jokowi bersama Jusuf Kalla diusung oleh PDI Perjuangan dan koalisi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat, kerja keras relawan lah yang menjadikan Jokowi mengungguli pasangan Prabowo-Hatta Rajasa dalam Pemilihan Presiden 2014.

Ketika telah disahkan menjadi pemenang Pilpres 2014, Jokowi memberikan ucapan terima kasihnya kepada relawan, selain kader partai politik yang telah mengusungnya. Karena itu Jokowi mengaku kaget saat mendapat kabar bahwa para relawan ini akan membubarkan diri saat Jokowi resmi menjabat.

Tapi Jokowi menahan pembubaran sejumlah kelompok relawan. Menurutnya, relawan masih dibutuhkan untuk mendampinginya saat memerintah. Relawan dianggap dibutuhkan untuk mengawal pemerintahannya.

"Ini baru mulai kerjaan kok membubarkan diri. Relawan dibutuhkan masih sampai 5 tahun ke depan," kata Jokowi saat temu relawan dalam Rapat Koordinasi Nasional II Pro Jokowi (Projo) di Hotel Whiz, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (23/08) siang.

Permintaan Jokowi untuk tetap mendampinginya pun dijawab relawan. Menurut Presidium Seknas Jokowi Raharja Waluyo Jati, relawan berkomitmen membentuk kabinet yang bersih. Jika ternyata kabinet yang terbentuk jauh dari harapan rakyat, kata Raharja, para relawan siap menjadi barisan terakhir yang dipercaya rakyat untuk mengawal pemerintah.

"Meski komposisi terburuk pun peran kami berlipat ganda. Kami para relawan akan jadi benteng terakhir dari kepercayaan rakyat Indonesia yang mendukung Jokowi-JK," ujar Raharja dalam diskusi bertajuk "Kabinet Satu Suara Rakyat" di Jakarta, Sabtu (25/10).

Raharja menegaskan, relawan tidak akan meninggalkan Jokowi-JK kendati kepercayaan masyarakat luntur lantaran memasukkan orang-orang yang salah dalam kabinetnya. Peran relawan, kata Raharja, justru semakin berlipat ganda untuk memberi masukan dan mengawal pemerintahan yang berjalan.

"Saat dia jadi presiden, komitmen kita 'jangan pisahkan Jokowi dari rakyat dan jangan biarkan Jokowi sendirian'," kata Raharja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×