kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Swiss tambah hibah ke Indonesia US$ 75 juta


Minggu, 16 Juli 2017 / 14:46 WIB
Swiss tambah hibah ke Indonesia US$ 75 juta


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Dewan Federal dan Menteri Urusan Ekonomi, Pendidikan dan Riset Swiss memperkuat kerjasama ekonomi dan perdagangan bilateral dengan Indonesia. Baik Indonesia maupun Swiss, sepakat untuk melanjutkan perundingan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan EFTA, sekaligus untuk bekerjasama lebih erat, mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, pemerintah Swiss mengucurkan tambahan hibah senilai US$ 75 juta atau sekitar Rp 990 miliar (US$ 1 = Rp 13.200) bagi Indonesia.

“Selama 8 tahun perjalanan kerja sama Swiss-Indonesia di bidang pembangunan ekonomi. Pemerintah Swiss berkomitmen untuk melanjutkan dan terus memperbaiki dukungan teknis yang tengah berjalan di Indonesia, untuk periode 2017 hingga 2020,” ujar Johann Schneider-Ammann, Dewan Federal Swiss, akhir pekan lalu (14/7).

Sebagian dana tersebut akan menopang program pengembangan sekolah vokasi, khususnya politeknik di Indonesia. Schneider-Ammann menuturkan komitmen senilai Rp 990 miliar diprioritaskan untuk dua program, yakni sektor layanan publik melalui sumber daya yang efisien sekaligus berkelanjutan dan pengembangan sektor swasta yang kompetitif.

“Tambahan hibah tersebut, guna mendukung prioritas strategis pembangunan ekonomi Indonesia. Berdasarkan permintaan Ppemerintah Indonesia, Swiss bermaksud meningkatkan dukungan di beberapa bidang keahlian Swiss, seperti pariwisata berkelanjutan serta pendidikan dan pelatihan vokasi,” terang Schneider-Ammann dalam konpers di Grand Hyatt.

Rasio dari pengunaan tambahan dana hibah terhadap dua program tersebut, sebesar 50:50. Schneider-Ammann menjelaskan, pengembangan pendidikan vokasi yang diterapkan di Swiss berupa sistem pendidikan vokasi ganda atau dual vocational education system.

Sistem tersebut memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar di dalam kelas sekaligus melakukan kegiatan magang atau praktik kerja nyata di perusahaan. "Ini dilakukan hampir tiap hari atau seminggu sekali," katanya.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memaparkan kerjasama Indonesai-Swiss di bidang pendidikan vokasi ini difokuskan pada dua sektor, yaitu pariwisata dan manufaktur.

Untuk peningkatan kualitas vokasi manufaktur, akan dikhusukan pada keahlian logam, kerajinan kayu, dan industri makanan.
Sementara, untuk sekolah pariwisata akan dikhususkan pada keahlian kesehatan.

"Sebenarnya garis besarnya ada yang untuk publik sektor, ada yang untuk private sector. Ke depan ini, Kita fokus pada vokasi, terutama pada pariwisata dan manufaktur," ujar Bambang.

Di samping itu, Bambang juga mengungkapkan, pemerintah tengah mendorong kerjasama dengan Swiss untuk mencakup berbagai aspek pengembangan sekolah vokasi. Jadi tidak hanya sebatas perbaikan fisik sekolah, melainkan juga perbaikan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia.

"Kami ingin dorong kualitas bukan hanya kuantitasnya. Kami akan up grade fisik juga kelengkapan kurikulum, guru, dan siswa. Kita tahu, pusat the hospitality school ada di Swiss dan kita akan minta pengalaman dari mereka," ungkapnya.

Untuk kerjasama awal, pemerintah Indonesia dan Swiss akan fokus pada mengembangkan pendidikan vokasi di tiga kota besar, yaitu Bandung, Makassar, dan Bali. Fokus pengembangannya bertujuan untuk mendukung sektor manufaktur dan pariwisata. Khusus sektor pariwisata, Bambang mengatakan pemerintah juga berkeinginan mendorong pengembangan sekolah pariwisata di Lombok.

Kemudian, program ini juga akan membantu Indonesia dalam meningkatkan kualitas politeknik di Batu Licin untuk produksi kaca, di Semarang untuk kayu, Morowali dan Bantaeng untuk logam dan smelter, serta Jember untuk pengolahan makanan (food processing).

"Kami sudah arahkan beberapa politeknik, harapannya lulusan yang dihasilkan bisa segera diserap perusahaan. Jadi perusahaan tidak ragu-ragu karena mereka tahu bagaimana kualitas lulusannya," pungkas Bambang.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×