CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.897   -71,00   -0,45%
  • IDX 7.244   -64,72   -0,89%
  • KOMPAS100 1.108   -9,77   -0,87%
  • LQ45 880   -6,75   -0,76%
  • ISSI 219   -1,76   -0,80%
  • IDX30 450   -3,79   -0,84%
  • IDXHIDIV20 542   -4,79   -0,88%
  • IDX80 127   -1,16   -0,90%
  • IDXV30 136   -1,38   -1,00%
  • IDXQ30 150   -1,42   -0,94%

Susun kabinet, Jokowi menghubungi Sri Mulyani ?


Jumat, 10 Oktober 2014 / 23:16 WIB
Susun kabinet, Jokowi menghubungi Sri Mulyani ?
ILUSTRASI. Ini Tips Lebih Semangat Bekerja Setelah Libur Lebaran Usai, Pekerja Bisa Coba. ANTARA FOTO/Fauzan/foc.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, A Tony Prasetiantono mengatakan, dalam situasi perkembangan politik seperti sekarang, pasar berharap kabinet yang dibentuk Joko Widodo berisi orang-orang profesional. Menurut dia, orang sekaliber mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani perlu dipanggil.

"Tapi, saya dengar Pak Jokowi sudah menelepon Bu Sri Mulyani. Tapi, hasilnya apa, saya enggak tahu. Ini bocoran. Kalau beliau bisa mengumpulkan orang-orang yang punya integritas tinggi, itu saya kira pasar akan merespons positif," kata Tony ditemui di sela Indonesia Knowledge Forum III 2014, Jakarta, Jumat (10/10).

Namun, lebih dari sekadar memiliki kabinet yang profesional dan solid, Tony menegaskan, pasar juga akan melihat perkembangan yang terjadi pada 100 hari pertama kerja Jokowi-Jusuf Kalla. "Tiga bulan pertama, itu kan sudah kelihatan kabinetnya bekerja keras atau hanya titipan orang-orang partai. Itu akan ketahuan. Makanya, Jokowi harus hati-hati menyusun kabinetnya," ucap dia.

Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada ini pun berpendapat, selama 100 hari kerja pertama itu, publik akan menilai target capaian yang harus dipatok pemerintahan baru. "Kalau dicapai tidak mungkin. Tapi, body language itu akan kelihatan, siapa yang bekerja keras," kata Tony.

Tony pun mengapresiasi rencana kabinet Jokowi-JK untuk tak membeli mobil dinas baru. "Saya kira start dengan tidak membeli mobil baru itu sudah bagus," ujar dia. Langkah tersebut, kata dia, akan menunjukkan kepada masyarakat bahwa para menteri di kabinet mendatang tak punya pamrih. Yang memang pekerja keras, tulus, dan punya integritas. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×