Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku dirinya telah menjalin komunikasi dengan presiden terpilih Prabowo Subianto dan timnya dalam penyusunan Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025.
KEM-PPKF menjadi gambaran awal sekaligus skenario arah kebijakan ekonomi dan fiskal pada pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Sri Mulyani mengatakan, komunikasi tersebut penting agar program-program prioritas dari Prabowo-Gibran bisa terlaksana dalam APBN 2025.
"Kami terus berkomunikasi dengan tim maupun orang0-orang yang ditunjuk Pak Prabowo, sehingga apa yang kita tuangkan akan bisa sedapat mungkin memasukkan seluruh aspirasi," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers di DPR RI, Senin (20/5).
Baca Juga: Sri Mulyani Siapkan Anggaran Perlinsos hingga Rp 513 Triliun pada Tahun 2025
Selain itu, komunikasi dengan pemerintahan baru perlu dijaga agar terjadi kesinambungan pembangunan.
"Sehingga pemerintah baru programnya dan prioritas kemauannya tetap bisa berjalan tanpa harus menunggu," katanya.
Sri Mulyani menegaskan KEM-PPKF 2025 disusun pada masa transisi dari pemerintahan saat ini untuk pemerintahan selanjutnya.
Sebagai informasi, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun sebesar 5,1% hingga 5,5%.
Kemudian, yield SBN Tenor 10 tahun diperkirakan berada pada kisaran 6,9% - 7,3%, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan berada di rentang Rp 15.300 hingga Rp 16.000.
Baca Juga: Sri Mulyani Targetkan Anggaran Pendidikan Rp 741,7 Triliun, Ada Makan Siang Gratis?
Sementara itu, inflasi diperkirakan dapat dikendalikan di kisaran 1,5%- 3,5%.
Di sisi lain, dengan mencermati tensi geopolitik yang saat ini masih berlanjut maka harga minyak mentah Indonesia diperkirakan sebesar US$ 75 - 85 per barel, lifting minyak bumi 580 ribu - 601 ribu barel per hari, dan lifting gas 1.003-1.047 ribu barel setara minyak per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News