kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.202   22,00   0,14%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Susi: 2015, Indonesia harus bebas impor garam


Selasa, 09 Desember 2014 / 17:56 WIB
Susi: 2015, Indonesia harus bebas impor garam
ILUSTRASI. Peluncuran Indeks Investasi Hijau


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menargetkan swasembada garam pada 2015. Terkait dengan hal itu, Menteri Susi menggelar rapat koordinasi bersama Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.

"Hari ini meeting koordinasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Kementerian Perdagangan. Ada beberapa hal untuk menuju tujuan kabinet kerja, tentang swasembada di negeri kita," kata Susi, Selasa (9/12).

Salah satu poin yang dibahas adalah soal swasembada garam. Menurut Susi, saat ini terlalu banyak produk kelautan dan perikanan yang terpaksa harus didatangkan dari luar negeri, seperti garam, ikan, dan bahkan pakan ikan (fish meal), dengan porsi impor mencapai 80%.

Susi mengatakan, salah satu persoalan petani garam adalah hasil produksi yang dihargai secara murah. Dengan menumbuhkan industri garam dan meningkatkan kualitasnya, dia berharap Indonesia bisa mencukupi kebutuhan domestik.

"Maunya dalam satu tahun kita tidak perlu impor lagi, apa pun (garam konsumsi ataupun industri). Yang jelas, kita punya persoalan harga garam murah. Ini harus dibetulkan," ujar Susi.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dalam kesempatan yang sama mengatakan, tiga kementerian akan membuat peta jalan industri garam untuk mengejar target swasembada. "Harusnya bisa dibuat di dalam negeri sehingga garam industri tidak perlu impor," ucap dia.

Kebutuhan garam nasional sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai 3,857 juta ton, terdiri dari garam konsumsi sebanyak 1,728 juta ton, dan garam industri sebanyak 2,128 juta ton. Sementara itu, ketersediaan garam secara keseluruhan mencapai 4,800 juta ton.

Ketersediaan tersebut terdiri dari stok awal sebanyak 666.455 ton, produksi sebanyak 2,1 juta ton, impor sebanyak 1,9 juta ton, dan ekspor sebanyak 3.000 ton. Dari prognosis tersebut, sisa garam tahun ini ditaksir sebanyak 943.809 ton. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×