kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei SMRC: Ada 72% Pemilih Kritis dalam Pilpres 2024


Senin, 28 Februari 2022 / 16:56 WIB
Survei SMRC: Ada 72% Pemilih Kritis dalam Pilpres 2024
ILUSTRASI. Petugas KPU tengah mengumpulkan kotak berisi dokumen calon peserta pemilu


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan ada 72% pemilih kritis dalam pemilihan presiden 2024.

Temuan itu disampaikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, saat mempresentasikan hasil survei SMRC bertajuk “Kecenderungan Pilihan Presiden Pemilih Kritis Nasional” yang dirilis melalui kanal YouTube SMRC TV pada 28 Februari 2022.

Menurut Deni, untuk memenangkan pemilihan presiden seorang calon presiden harus unggul dari lawan-lawannya dalam menarik dukungan pemilih. Sementara para pemilih memiliki latar belakang yang beragam dan setiap kelompok pemilih punya kecenderungan sikap dan perilaku masing-masing.

“Kelompok pemilih yang penting jadi perhatian adalah pemilih kritis, yang jumlahnya sekitar 72% dari total populasi pemilih nasional,” papar Deni.

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Prabowo Masih Teratas, Ungguli Ganjar dan Anies

Deni menjelaskan, pemilih yang memiliki telepon/cellphone merupakan indikasi kelompok pemilih kritis. Mereka cenderung punya kesempatan lebih besar untuk mendapat informasi sosial-politik dibanding yang tidak punya telepon/cellphone, dan karena itu kritis dalam menilai berbagai persoalan.

Jumlah pemilih kritis dengan indikasi pemilik telepon/cellphone sekitar 72% dari populasi pemilih nasional. Mereka umumnya berasal dari kelompok warga di perkotaan, berpendidikan lebih tinggi, dan memiliki ketertarikan terhadap masalah politik

Pemilih kritis tidak mudah goyah atau dipengaruhi, dan sebaliknya bisa mempengaruhi pemilih lain. Calon yang mendapat dukungan kuat dari pemilih kritis, memiliki keuntungan karena punya kesempatan yang besar untuk menaikkan dukungan, atau setidaknya punya kemampuan untuk menjaga dukungan yang telah diraih.

“Pengamatan yang sistematik atas kecenderungan perilaku pemilih kritis dapat memberikan informasi tentang potensi calon-calon presiden dalam pilpres mendatang,” ujar Deni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×